Mantan Kapolda Papua Sebut Kekejaman KKB Sudah Mengerikan

Senin, 10/05/2021 22:49 WIB
Mantan Kapolda Papua sebut kekejama kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sudah mengerikan (Okezone)

Mantan Kapolda Papua sebut kekejama kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sudah mengerikan (Okezone)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah sudah melabeli kelompok kriminal bersenjata di Papua sebagai teroris. Hal itu dilakukan pemerintah setelah KKB melakukan berbagai aksi teror bahkan hingga menewaskan warga sipil akhir-akhir ini.

Menurut mantan Kapolda Papua yang kini menjabat Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri Komjen Paulus Waterpauw, tindakan kekerasan dan aksi teror KKB sudah mengerikan. "Perbuatan mereka itu sudah sangat mengerikan," kata Komjen Paulus Waterpauw di Jakarta, Senin (10/52021).

Menurut Paulus Waterpauw, kejahatan-kejahatan yang dilakukan KKBtidak hanya tertuju kepada aparat keamanan, tetapi juga menyasar warga sipil, tenaga kesehatan, pendidik hingga pembakaran atau perusakan sejumlah fasilitas umum. Komjen Paulus bahkan mengatakan saat terakhir kali ke Yahukimo, Papua, dia mengetahui seorang pekerja yang sedang membawa batako dipanah oleh KKB.

Setelah jatuh, katanya, korban kemudian dihabisi menggunakan kapak. "Setelah menghabisi korban, mayatnya dibuang ke kali. Perbuatan mereka itu sangat mengerikan," ujar jenderal bintang tiga Polri itu.

Paulus Waterpauw menyatakan perlu diingat bahwa KKB hanya kelompok kecil dan bukan mewakili masyarakat Papua. Oleh sebab itu, dia meminta semua pihak terutama masyarakat Papua agar tidak terbawa perasaan dengan pelabelan teroris kepada KKB.

Sebab, kata Paulus Waterpauw, pelabelan KKB sebagai teroris ditujukan khusus kepada kelompok tersebut dan bukan masyarakat Papua secara umum. "Itu kelompok saja. Mereka harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Itulah sebabnya mereka dicari," tuturnya.

Demikian juga dengan kelompok lain yang dipantau oleh Polri. Menurut dia, ada sekitar empat hingga lima kelompok. Hanya saja, prosesnya tidak langsung diumumkan dan diputuskan karena harus lewat pengadilan.

"Hari ini sedang diuji di pengadilan atau disampaikan daftar-daftar itu dengan berbagai tuntutan perbuatan mereka yang kemudian akan diputuskan oleh hakim," ujar jenderal kelahiran Fakfak, Papua Barat, itu.

Paulus Waterpauw meminta masyarakat untuk tetap sabar dengan kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar