Prediksi Menyeramkan dari BPPT Soal KRI Nanggala 402 yang Hilang

Sabtu, 24/04/2021 11:36 WIB
Prediksi menyeramkan BPPT soal keberadaan kapal selam KRI Nanggal 402 usai hilang kontak (Tribunnews)

Prediksi menyeramkan BPPT soal keberadaan kapal selam KRI Nanggal 402 usai hilang kontak (Tribunnews)

law-justice.co - Sudah lewat dari 3 hari, kapal selam KRI Nanggala 402 milik TNI AL yang hilang di Perairan Bali belum juga ditemukan. Menurut hasil permodelan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), hal itu bisa saja dikarenakan kapal tersebut terbawa arus laut ke arah timur, dimana perairannya lebih dalam lagi.

Menurut Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Djoko Nugroho, hasil pemodelan itu menyertakan berbagai aspek, termasuk faktor jika kapal selam mengalami mati mesin. Dengan begitu dikondisikan jika tidak ada tenaga maka kurang lebih kapal seperti terombang-ambing mengikuti arus.

“Dia (kapal) mati nih di lokasi hilangnya kontak, dia terombang-ambing di lokasi, nah itu akan terbawanya ke arah timur,” jelasnya, Jumat (23/4/2021).

Meski KRI Nanggala memiliki daya jelajah untuk kedalaman 250-500 meter, kata Djoko, itu juga tidak terlalu lama. “Menurut saya karena di situ tekanan itu sudah bisa memengaruhi kondisi dari badan kapal selam itu sendiri,” terang dia.

Jika kapal semakin dalam maka semakin tinggi pula tekanan. Hal ini bisa memicu masuknya air laut ke dalam kapal dan membuat KRI Nanggala semakin berat dan semakin bisa turun ke dasar laut hingga makin menyulitkan.

“Misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam,” jelasnya.

“Tapi kalau dia meluncur ke arah utara ataupun ke arah barat itu semakin dangkal,” sambung Djoko.

Djoko juga tidak mengetahui persis apakah kapal selam bisa mengeluarkan sinyal seperti pesawat jatuh yang bertujuan memudahkan pencaian. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang ia baca, kapal selam memang didesain agar tidak mudah dideteksi oleh musuh.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar