Gawat! WHO Kembali Sampaikan Kabar Buruk Soal Kasus Corona

Jum'at, 16/04/2021 22:56 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sampaikan kabar buruk soal perkembangan kasus Covid-19 dunia (kompas)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sampaikan kabar buruk soal perkembangan kasus Covid-19 dunia (kompas)

law-justice.co - Kasus Covid-19 kembali melonjak drastis, sehingga kondisinya jadi mengkhawatirkan. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dia mengatakan, jumlah kasus mingguan Covid1-9 global naik hampir dua kali lipat selama dua bulan terakhir, mendekati angka tertinggi selama pandemi.

"Kasus dan kematian terus naik pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan di Papua Nugini (PNG) dan wilayah Pasifik barat, Jumat (16/4/2021) seperti dikutip dari Reuters.

Dalam kesempatan itu, dia mengaku khawatir epidemi di PNG akan yang jauh lebih besar. Karena itu, negara itu harus menerima lebih banyak vaksin Covid-19 sesegera mungkin. PNG saat ini memiliki lebih dari 9.300 kasus Covid-19 dan 82 kematian.

"Meski angka ini masih lebih kecil dari negara lain, peningkatannya tajam dan WHO sangat prihatin tentang potensi epidemi yang jauh lebih besar," kata Tedros.

Menteri Kesehatan PNG Jelta Wong mengatakan negara itu menghadapi tantangan di mana banyak warganya menolak memakai masker. Bahkan tak sedikit yang masih tidak percaya dengan penyakit itu. Kondisi itu dikhawatirkan akan mempersulit upaya vaksinasi.

Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat Takeshi Kasai mengatakan tiga tim medis darurat dari Australia, Amerika Serikat dan Jerman telah tiba di PNG pekan ini. "Situasinya sangat menantang saat ini," kata dia.

Australia diketahui terus mengirim pasokan darurat, termasuk alat perlindungan diri, kit pengujian cepat, dan lebih dari 8.000 dosis vaksin ke negara tersebut.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan kembali komitmen untuk mengamankan vaksin AstraZeneca untuk negara-negara Pasifik, yang berarti bakal ada 10 ribu dosis lagi untuk Papua Nugini.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar