Agar Kebal Virus Corona, Usai Vaksin Jangan Sepelekan Hal ini

Minggu, 28/02/2021 15:40 WIB
Vaksin Covid-19 (Istimewa).

Vaksin Covid-19 (Istimewa).

law-justice.co - Sebagian masyarakat Indonesia sudah menjalani vaksinasi corona. Pemerintah menargetkan 181,5 juta warga disuntik vaksin untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Bagi yang sudah menjalani vaksinasi, baik suntikan pertama maupun kedua, tetap wajib menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan). Sebab, antibodi usai vaksinasi tidak serta merta langsung muncul di tubuh seseorang.

"Habis divaksinasi itu bukan langsung kebal, lho," ujar dokter spesialis patologi klinik, Tony Loman, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/2).

dr Tony menjelaskan masing-masing tujuan vaksin saat suntikan pertama dan kedua. Vaksin pertama bertujuan untuk pembentukan limfosit B memory cells.

"Sehingga pada saat [vaksin pertama] ini belum terjadi pembentukan antibodi, atau baru pengenalan terhadap protein virus," kata Tony.

Adapun suntikan kedua bertujuan untuk merangsang limfosit B memory cells yang sudah mengenal protein virus corona. Sehingga, bisa membentuk antibodi terhadap virus tersebut.

"Butuh 2-8 minggu setelah suntikan kedua untuk timbulnya antibodi yang protective," tuturnya.

Tony yang menghabiskan profesinya di laboratorium ini lantas mencoba memeriksa antibodi spesifik yang timbul usai divaksinasi. Tony pun membagikan hasilnya:

Antibodi Kuantitatif (Positif bila > 0,8 u/ml)
Tony = 0,4 u/ml (negatif) (H1 + 18 hari usai vaksin)
Anak kedua = 26,8 u/ml (H2 + 8 hari usai vaksin)
Menantu = 2.80 u/ml (H2 + 5 hari usai vaksin)
Anak pertama = 59,04 u/ml (H2 + 16 hari usai vaksin)
*H1 = suntikan pertama
*H2 = suntikan kedua
Umum: berselang 2 minggu dari H1
Lansia: berselang 4 minggu dari H1

Terlihat, H1 + 18 hari usai vaksinasi belum terjadi pembentukan antibodi (0.4 u/mL). Ia menegaskan, semua pembentukan antibodi baru terjadi setelah suntikan kedua.

"Semakin lama hari setelah H2, kadar antibodi akan semakin tinggi. Hasil antibodi di atas menunjukkann H2+16 hari (58.04 u/mL) lebih tinggi dari H2 + 8 hari (26.8 u/mL) dan H2 + 8 hari lebih tinggi dari H2 + 5 hari (2.80 u/mL). Jadi semua antibodi yang terbentuk masih sesuai teori," tutur Tony.

Tony menuturkan, untuk mengetahui apakah seseorang sudah kebal COVID-19 atau belum, ia menganjurkan untuk memeriksakan diri di laboratorium parameter antisarscov2-kuantitatif. Antara usia produktif dan lansia, jangka waktu pemeriksaan antibodi pun berbeda.

"Dianjurkan tes antibodi pada hari ke 28 - 60 pascavaksin kedua pada lansia usia lebih dari 60 tahun dan hari ke 21-60 pasca vaksin kedua pada usia kurang dari 60 tahun," ungkapnya.

Sehingga, Tony menegaskan, saat ini dirinya belum kebal COVID-19. Itulah alasannya masyarakat harus tetap mempertahankan 5M.

"5M harus tetap dipertahankan hingga pandemi Covid 19 selesai , karena hingga saat ini belum diketahui berapa lama efektivitas dari vaksinasi COVID-19, perkiraan sementara ini adalah 4-8 bulan, masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Bukti di lapangan ada beberapa teman saya yang tertular COVID-19 setelah vaksinasi H1," pungkasnya.

"Jangan cepat merasa aman setelah vaksinasi, tetap waspada. Bukti di lapangan ada beberapa teman saya tertular setelah vaksinasi pertama," ungkapnya.

Hingga saat ini, belum diketahui berapa lama efektivitas vaksin COVID-19. Menurut Tony, perkiraan sementara adalah 4-8 bulan.

"Apakah suatu saat kita memerlukan vaksinasi yang ketiga? Mungkin saja, tunggu perkembangan lebih lanjut," ucapnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar