Gawat! Tesla Pilih Bangun Pabrik di India, Nasib Indonesia Bagaimana?

Rabu, 17/02/2021 22:42 WIB
Tesla buka pabrik di India, nasib Indonesia bagaimana? (foto: business insider)

Tesla buka pabrik di India, nasib Indonesia bagaimana? (foto: business insider)

Jakarta, law-justice.co - Perusahaan kendaraan listrik terkenal dunia asal Amerika Serikat Tesla inc awalnya dikabarakn akan bangun pabrik di Indonesia. Namun, hal itu sepertinya gagal, karena Tesla lebih memilih India daripada Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia harus makin gencar melobi Tesal. Hal tersebut berdasarkan dokumen yang diterima Reuters, Sabtu (13/02/2021) lalu.

"Perusahaan AS Tesla akan membuka pabrik mobil listrik di Karnataka," tulis dokumen pemerintah India, dikutip Reuters.

Bulan lalu Tesla Motors India dan Energy Private Limited telah mendaftarkan kantornya di Kota Bengaluru, Karnataka. Menteri India B.S. Yediyurappa kemudian mengatakan dalam sebuah tweet, yang kemudian dihapus, bahwa Tesla akan memulai operasinya di India dengan unit penelitian dan pengembangan (R&D) di Bengaluru.

Namun sayangnya tidak jelas apakah pernyataan hari Sabtu itu merujuk pada unit yang sama.

Elon Musk, CEO Tesla, telah men-tweet beberapa kali tentang perusahaan yang akan segera terjun ke India. Pada Desember, CEO Tesla mengonfirmasi di Twitter bahwa Tesla akan meluncur di negara itu pada 2021.

India sangat ingin mengurangi ketergantungan minyaknya dan mengurangi polusi, tetapi upayanya untuk mempromosikan kendaraan listrik terhalang oleh kurangnya investasi di bidang manufaktur dan infrastruktur seperti stasiun pengisian daya.

Untuk meningkatkan investasi, India berencana menawarkan US$ 4,6 miliar insentif kepada perusahaan yang mendirikan fasilitas manufaktur baterai canggih, Reuters melaporkan tahun lalu.

Sementara itu, pemerintah Indonesia kini juga tengah intensif mendekati Tesla untuk juga berinvestasi di Tanah Air. Berbeda dari India di mana Tesla akan membangun pabrik mobil listrik, di Indonesia Tesla dikabarkan lebih tertarik untuk berinvestasi di bidang sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ ESS).

ESS ini seperti `power bank` dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan mega watt (MW) dan bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).

Hal tersebut diungkapkan Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dan juga Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana Wirakusumah, kepada wartawan belum lama ini.

"Dengan Tesla, kita juga sedang dalam tahap negosiasi. Tesla baru belakangan masuk (menyatakan minat). Kita lagi pelajari dia mau masuknya ke mana. Dari pembicaraan kemarin, mereka sepertinya mau masuk ke ESS," ungkap Agus Tjahajana saat diskusi dengan media dalam webinar "EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia", Selasa (02/02/2021).

Lantas, apakah artinya Tesla tetap akan lanjut untuk berinvestasi di Indonesia? menarik untuk mendapatkan kepastian lebih lanjut dari pemerintah Indonesia dan juga Tesla tentunya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar