UEA Sediakan 10 Juta Vaksin Covid-19 untuk Indonesia

Sabtu, 22/08/2020 23:48 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (Delikkalbar.com)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (Delikkalbar.com)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk memenuhi penyediaan awal vaksin sebanyak 10 juta dosis bagi Indonesia untuk tahun ini.

Retno mengatakan, salah satu hasil dari pertemuan yang dilakukan bersama Menteri BUMN Erick Thohir dengan G42, yaitu telah dinyatakan komitmen untuk penyediaan awal vaksin tersebut.

"Akan ada pembicaraan lanjutan antara Kimia Farma dengan G42 mengenai hal-hal yang lebih perinci terkait dengan komitmen tersebut," ujar Retno, dilansir dari iNews.id, Sabtu (22/8/2020).

Retno menjelaskan, G42 adalah perusahaan teknologi kesehatan asal UEA yang berbasis artificial intelligence (AI) alias kecerdasan artifisial. Perusahaan itu secara aktif terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan distribusi aplikasi pengujian serta perawatan Covid-19.

Adapun terkait kerja sama vaksin, Indonesia juga mengirimkan satu tim peninjau (reviewer) untuk melakukan pemantauan dari dekat pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap kandidat vaksin corona kerja sama G42 dengan Sinopharm (perushaan farmasi asal China). Ke depannya, kata Retno, kerja sama antara Indonesia, G42, dan Sinopharm juga secara prinsip disepakati.

"Kerja sama dalam konteks pemantauan uji klinis tahap ke-3 terhadap kandidat vaksin hasil kerja sama Sinopharm-G42 ini sangat penting artinya bagi pengembangan kerja sama vaksin ke depan," kata Retno.

Selain hasil tersebut, Retno dan Erick juga telah menyaksikan pertukaran dua dokumen kerja sama yang telah ditandatangani perusahaan asal Indonesia dan UEA terkait kerja sama pengembangan vaksin serta teknologi deteksi penularan Covid-19.

"Pertama, Nota Kesepahaman antara PT Kimia Farma dengan G42 Health Care AI Holding Rsc Ltd tentang Kerja Sama Pengembangan Produk-Produk Vaksin, dengan cakupan kerja sama di bidang produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan pengembangan serta uji klinis, produksi vaksin serta pemasaran dan distribusinya," ungkapnya.

Adapun nota kesepahaman kedua berlaku antara PT Indo Farma dengan G42 Health Care AI Holding Rsc Ltd. Dokumen tersebut berisi tentang kerja sama kesehatan mencakup di bidang penelitian, pengembangan, produksi, dan distribusi teknologi berbasis laser dan artificial intelligence untuk deteksi Covid-19.

Menurut Retno, penerapan teknologi dalam berbagai kerja sama yang telah terjalin itu dinilai akan dapat membantu mempercepat upaya pelacakan penderita virus corona serta membantu mendukung kegiatan ekonomi yang lebih aman.

Selain kerja sama yang telah disepakati, Retno mengatakan, dia bersama dengan menteri BUMN tidak hanya membahas kerja sama yang sedang berjalan, namun juga potensi kerja sama yang lebih strategis untuk jangka panjang.

"Misalnya penelitian bersama dengan menggunakan artificial intelligence tidak saja untuk mendeteksi Covid-19, namun juga penyakit lainnya. Kemudian kerja sama untuk distribusi produk farmasi Indonesia di pasar-pasar Timur Tengah, Afrika dan wilayah lainnya," jelasnya.

Menanggapi usulan-usulan tersebut, pihak G42 dikatakan akan melanjutkan komunikasi dan bahkan akan berkunjung ke Indonesia sesegera mungkin.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar