Kisah Kakak Beradik yang Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin dari China

Selasa, 11/08/2020 21:41 WIB
Relawan uji klinis vaksin covid-19 tahap III (Tribunnews)

Relawan uji klinis vaksin covid-19 tahap III (Tribunnews)

Bandung, Jabar, law-justice.co - Pemerintah tengah menggelar uji klinis vaksin covid-19 dari China. Sejumlah 1.660 orang pun dibutuhkan menjadi relawan untuk uji klinis tahap III vaksin tersebut.

Dari jumlah tersebut salah satunya adalah Rohaeni (33), salah seorang Ibu rumah tangga. Dia mengaku tujuannya ikut menjadi relawan adalah untuk membantu pemerintah dalam menangani virus corona yang menyebabkan covid-19.

“Belum pernah, ini pertama. Niatnya ingin corona cepat selesai dan bisa membantu pemerintah,” katanya seperti dikutip dari SuaraJabar.id, Selasa (11/8/2020).

“Ngak takut, karena sudah dites segalanya, jadi buat apalah takut, paling nanti kalau ada sesuatu di tim dokter pasti akan membantu lagi,” tambahnya.

Dia mengatakan dirinya sudah mengikuti rangkaian proses uji klinis vaksin tersebut. Seperti pendataan, pengecekan screening kesehatan, tes swab dan beberapa tahap lainnya. Rohaeni mengungkapkan ia tidak merasa ada perubahan pada tubuhnya setelah disuntik.

“Ambil darah 10 menitan, setelah disuntik tidak kenapa-kenapa, tidak ada rasa apapun, efeknya,” katanya.

Setelah menjalani tahap I, nantinya ia bersama relawan lainnya akan kembali disuntik vaksin dua minggu ke depan. Rohaeni merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang juga mengikuti uji klinis vaksin.

Ia mendapat informasi untuk menjadi relawan dari adiknya yang bekerja bersama Prof Kusnandi
Warga Geger Kalong, Kota Bandung itu mengaku tidak ada kendala untuk menjadi relawan. Ia berhadap masyarakat lainnya mau percaya dan tidak perlu takut untuk menjadi relawan vaksin.

“Alhamdulillah suami mengijinkan,” ungkapnya.

Sementara itu, sang adik Nina (32) yang mengajak kedua saudarinya untuk mengikuti uji klinis vaksin berharap agar dapat membantu.

“Karena ini bukan sekarang aja tapi buat masa depan juga, karena penyakit ini mau sampai kapan. Kalau kita sudah dibatasi dengan vaksin kita setidaknya ada benteng,” ungkapnya.

Nina disuntik vaksin di bahu kiri, ia mengungkap tidak merasakan perubahan ketika disuntik.

“Penyuntikan di bahu kiri, sekali. Nanti minggu kedua. Cairannya kita tidak boleh melihat,” ungkap Nina.

“Harapannya mudah-mudahan vaksin ini menjadi obat untuk covid. Dan bisa bantu masyarakat lainnya,” tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar