Wah! Anies Marah-marah Soal Toa Peringatan Banjir

Sabtu, 08/08/2020 08:31 WIB
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta marah soal toa masuk dalam sistem peringatan dini banjir Jakarta (Breakingnews.co.id)

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta marah soal toa masuk dalam sistem peringatan dini banjir Jakarta (Breakingnews.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak bisa menahan marah ketika mendapati pengeras suara atau sering disebut toa masuk dalam sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) banjir di Jakarta. Menurut dia, toa tak termasuk dalam sistem peringatan dini banjir.

"Ini bukan`early warning system`, ini toa. Ini bukanlah sistem," kata Anies dalam video yang diunggah Pemerintah Provinsi DKI seperti dikutip Sabtu (8/8/2020).

Anies menbyampaikan hal itu saat rapat bersama para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membahas tentang pengendalian banjir. Anies saat itu membahas EWS di Jakarta dan meminta jajarannya membuka salah satu materi presentasi mengenai disaster warning system (DWS).

Dalam paparan tersebut, terdapat gambar pengeras suara yang masuk ke dalam bagian DWS yang akhirnya diprotes dan ditegaskan bahwa toa bukan bagian dari DWS.

Menurut Anies, yang dimaksud sistem adalah ketika tiap SKPD di Jakarta sudah mengetahui apa yang harus dilakukan ketika ada peringatan banjir.

"Sistem itu kira-kira begini, kejadian di Katulampa air sekian, keluarlah standar operasionalnya. Dari Dishub, Dinas Kesehatan, MRT, Satpol, seluruhnya itu tahu wilayah mana yang punya risiko. Jadi, sebelum kejadian, kita sudah siap. Hari ini kalau kejadian, kita `kedandapan` terus, seakan-akan ini banjir pertama. Dan tanah ini sudah puluhan tahun kena banjir," jelas Anies.

Anies meminta agar sistem peringatan dini banjir di Jakarta harus diwujudkan, tapi bukan menggunakan toa. Sebab, menurut dia hal itu hanya digunakan Jepang untuk kasus tsunami.

Anies mengatakan untuk banjir di Jakarta biasanya memiliki rentang waktu yang cukup lama dari peringatan hingga kejadian, sehingga menurutnya pengeras suara tidak terlalu dibutuhkan untuk peringatan dini banjir.

"Kalau banjir kira-kira antara peringatan dan kejadian berapa menit? Lama. Lah kenapa pakai alat begini? Ini dipakai karena tsunami. Kalau Katulampa sampai Jakarta berapa jam? Bisa diberi tahu pakai apa? Lah iya segala macam bisa. Perlu pengadaan? Enggak perlu. Semua masjid bisa dipakai, semua WhatsApp bisa," tegas Anies.

Oleh karena itu, dia meminta anak buahnya untuk tidak melanjutkan anggaran untuk pembelian toa tersebut.

"Jangan diteruskan belanja ini," perintah Anies.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar