Tiga Tempat yang Jadi Pusat Penyebaran Covid-19 Saat New Normal

Jum'at, 26/06/2020 20:34 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo (kanan) bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (17/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo (kanan) bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (17/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Jakarta, law-justice.co - Di era new normal atau adaptasi kebiasaan baru penyebaran covid-19 malah makin meningkat. Lantas, juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto mengungkap 3 tempat yang menjadi pusat penyebaran covid-19 selama masa new normal.

"Kembali kami ingatkan bahwa menjaga jarak ini menjadi kunci di samping menggunakan masker. Ada beberapa hal yang beberapa ahli sudah mulai melakukan sebuah riset, sebuah kajian, bahwa di era adaptasi kebiasaan baru, ada beberapa titik yang berpotensi bisa menjadi tempat sebaran baru. Yang pertama adalah ruang kantor," kata Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Jumat (26/6/2020).

Untuk itu dia mengingatkan kepada orang-orang yang bekerja di kantor agar memperhatikan betul jumlah orang dalam sebuah ruangan. Jaga jarak pun kata dia harus tetap dilakukan.

"Beberapa hal yang harus kita cermati, yang pertama, tentang pengisian ruang dengan jumlah orang untuk meyakinkan bahwa setiap pekerja di kantor itu bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter satu dengan yang lain," katanya.

"Kemudian yang kedua, dipastikan kontak yang lama ini akan berpeluang untuk terjadinya penularan. Karena itu, menjaga jarak dan tetap menggunakan masker sepanjang di ruang pekerjaan menjadi sesuatu yang mutlak kita lakukan," jelas Yurianto.

Solusi lain yang perlu diterapkan adalah soal pentingnya sirkulasi udara dalam ruangan.

"Kemudian mengatur sirkulasi udara, diupayakan menggunakan pendingin udara diawali sebisanya tidak sepanjang waktu, mungkin dimulai pada jam tertentu dan diupayakan juga setiap hari udara diganti dengan udara segar yang berasal dari luar, tentu ini dipengaruhi desain kantor. Upaya itu bisa kita lakukan termasuk ruangan di rumah," imbuhnya.

Ada pun tempat kedua adalah rumah makan. Hal itu merujuk pda perilaku orang yang kurang menjaga protokol kesehatan saat makan.

"Dengan kapasitas yang kemudian harus kita batasi, sering kali disiplin ini sulit dipenuhi, sehingga jarak satu dengan yang lain tak bisa dijaga untuk lebih dari 1,5 meter. Ini yang harus diperhatikan," kata Yurianto.

Lalu, tempat terakhir adalah sarana transportasi. Dia berharap, jarak aman dalam tranportasi umum tetap diterapkan.

"Ketiga, yang memiliki juga potensi untuk terjadinya penularan adalah di sarana transportasi massal. Pemerintah sudah mengantisipasi untuk moda transportasi commuter dengan membagi beban penumpang pada dua waktu yang beda, beberapa saat yang lalu sesuai surat edaran kita membagi jam mulai bekerja di dua gelombang, pukul 07.00-07.30 WIB dan 10.00-10.30 WIB. Ini dimaksudkan untuk memastikan kapasitas commuter bisa diisi memenuhi prasyarat aman untuk menjaga jarak," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar