Gawat! Warga Tak Patuh Cegah Corona, Surabaya Disebut Bakal Jadi Wuhan

Kamis, 28/05/2020 10:48 WIB
PSBB Hari Pertama, Pintu Masuk ke Surabaya Dipadati Kendaraan. (detik)

PSBB Hari Pertama, Pintu Masuk ke Surabaya Dipadati Kendaraan. (detik)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.

Pasalnya kata dia, tingginya angka Covid-19 di wilayah tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan pencegahan corona.

Kata dia, kenaikan angka positif corona di Jawa Timur sebagian besar berasal dari Surabaya.

Dari 4.112 kasus yang ada di Jawa Timur, Rabu (27/5/2020), Kota Surabaya menyumbang 2.216 kasus.

Sedangkan Sidoarjo dan Gresik yang termasuk dalam wilayah Surabaya Raya menyumbang masing-masing 565 kasus dan 153 kasus.

Tiga daerah di Surabaya Raya ini menyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Jatim.

"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni seperti melansir mataram.tribunnews.com, Rabu (27/5/2020).

Kata dia, di Surabaya transmission rate penyebaran Covid-19 mencapai 1,6.

Artinya, jika ada 10 orang positif Covid-19, dalam sepekan akan bertambah menjadi 16 orang.

"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," ujar dia.

Joni mengaku prihatin banyak pasar di Surabaya yang tidak menjalankan physical distancing. "

"Terus terang saya nangis melihat pasar-pasar di Surabaya. Saya bandingkan dengan keadaan di rumah sakit," jelasnya.

Dia meminta warga di Surabaya Raya khususnya di Surabaya patuh terhadap aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini diberlalukan untuk kali ketiga, dari 26 Mei sampai 8 Juni 2020.

Perpanjangan PSBB Surabaya Raya ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Nomor 188.258/KPTS/013/2020.

Hari ini terdapat tambahan 181 kasus di Jatim.

Sedangkan total pasien sembuh mencapai 548 orang setelah ada tambahan 26 pasien.

Sementara pasien meninggal dunia mencapai 337 orang setelah ada tambahan 15 pasien.

Adapun pasien yang masih dirawat di rumah sakit rujukan tercatat 3.208 orang.

Total jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 6.071 orang, pasien yang masih diawasi 2.876 orang, selesai diawasi 2.614 orang, dan Orang Dalam Pantauan (ODP) berjumlah 24.090 orang.

Belum Ada Vaksin yang Berhasil

New normal mulai disosialisasikan, jubir penanganan corona sebut belum ada upaya penemuan vaksin Covid-19 yang berhasil.

Upaya penemuan vaksin Covid-19 masih terus dilakukan, tapi belum ada yang membuahkan hasil.

Satu-satunya cara untuk berdamai dengan virus corona adalah dengan ditemukannya vaksin.

Namun, hingga hari ini, belum ada tanda-tanda keberhasilan akan penemuan vaksin corona.

Disisi lain, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona ( Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, para ahli dari seluruh dunia masih berusaha untuk menemukan vaksin untuk pencegahan Covid-19.

Namun, kata dia, usaha tersebut belum membawa hasil.

"Para ahli masih berupaya keras untuk bisa mendapatkan vaksin agar kekebalan buatan yang bisa kita ciptakan mampu kita gunakan untuk berhadapan dengan Covid-19," kata Yurianto dalam konferensi persnya, Selasa (26/5/2020).

"Namun, upaya ini masih belum ada hasilnya. Upaya ini masih belum menemukan vaksin yang disepakati seluruh dunia untuk digunakan," kata dia.

Kendati demikian, Yuri menegaskan, semua pihak terus berusaha untuk menemukan vaksin Covid-19.

Bahkan, menurut dia, peneliti Indonesia juga berusaha melakukan penemuan tersebut.

"Oleh karena itu, yang paling penting saat ini adalah bagaimana kita berusaha untuk melindungi diri kita sendiri," ujar dia.

Yuri berharap seluruh masyarakat Indonesia bisa melindungi diri sendiri dari penularan Covid-19.

Sebab, menurut dia, melindungi masyarakat dari Covid-19 bukan hanya menjadi tugas pemerintah.

"Cara inilah yang harus kita kerjakan sekarang," kata dia.

Sebelumnya, Yuri juga mengingatkan, karena belum ditemukan obat Covid-19, pengobatan penyakit ini akan menggunakan prosedur yang panjang.

"Maka, cara yang paling baik dalam kondisi saat ini adalah memutus penyebaran dan mencegah penularan Covid-19 itu sendiri," tutur Yuri.

//

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar