Jokowi Mau Terapkan New Normal, Khofifah: Jawa Timur Belum Bisa

Selasa, 26/05/2020 19:56 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Ist)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Ist)

Surabaya, law-justice.co - Rencana Presiden joko Widodo atau Jokowi untuk menerapkan cara hidup new normal saat pandemi covid-19 sepertinya tak akan berjalan lancar. Pasalnya, ada wilayah seperti Provinsi Jawa Timur yang belum bisa menerapkannya.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (26/5/2020)

"Hari ini kita tentu belum akan menerapkan new normal. Tetapi secara parsial kita mendiskusikan dengan berbagai kalangan secara terbatas," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya seperti dikutip dari detikcom, Selasa (26/5/2020) .

Khofifah mengaku mungkin suatu saat akan tetap menerapkan new normal, tetapi untuk saat ini belum bisa. Dia mengatakan, Pemprov masih terus berdiskusi dna mengkaji berbagai hal terkait hal tersebut.

"Nanti misalnya kalau kita akan memasuki new normal seperti apa. Format-format diskusi dan FGD secara virtual dengan melibatkan BI dan OJK serta ekonom terus dilakukan. Dan kita akan menyiapkan berbagai tahapan. Saya minta ada plan A, B, C. Tetapi itu semua baru akan kita laksanakan setelah rate of transmission kita memastikan di bawah 1," jelas Khofifah.

Khofifah mengatakan bahwa saat ini rate of transmission di Jatim masih berada di angka 1,32. Terkhusus di Surabaya angkanya mencapai 1,6.

"Jadi kita akan memastikan bahwa penurunan dari rate of transmission ini menjadi penting untuk kita menjadikan patokan kapan kita akan memulai new normal. Hari ini konsentrasi kita adalah pada penurunan penyebaran dan penghentian penyebaran," jelasnya.

Lantas, mantan Mensos RI ini akan memaksimalkan upaya-upaya yang terukur untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Mengingat di Jatim ada 3.875 kasus positif Corona.

"Kita ikhtiar menghentikan penyebaran dengan proses penurunan yang sangat terukur terutama di Surabaya yang lebih dari 60 persen (kasus COVID-19 Jatim) ada di Surabaya. 80 persen lebih di Surabaya Raya. Sementara malang raya 3,2 persen. Nah dari pola-pola yang sudah kita ukur melibatkan pakar epidemiologi tentu kita akan fokus pada penurunan penyebaran sampai penghentian penyebaran berhasil sambil kita menyiapkan plan A, B, C ketika melakukan new normal terutama untuk perusahaan dan berbagai sektor perdagangan di Jatim," tutup Khofifah.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar