Ledek Saran Trump Soal Atasi Corona, Ahli Medis Australia Tahan Tawa

Sabtu, 25/04/2020 09:07 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Nationalinterest.org)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Nationalinterest.org)

Jakarta, law-justice.co - Biasanya ia terlihat serius dan kaku dalam setiap penyampaikan pernyataannya. Namun, kali ini Kepala Staf Medis Australia, Brendan Murphy, terlihat menahan tawanya ketika ditanya pendapatnya mengenai pengobatan yang disaranan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sebelumnya, Trump menyarankan dua hal untuk pengobatan virus corona, merujuk pada hasil studi Pemerintah AS. Yang pertama, menyuntikkan cairan disinfektan ke dalam tubuh untuk menyembuhkan virus corona, disebut-sebut cairan itu dapat melumpuhkan virus corona dalam satu menit. Yang kedua, virus corona lebih cepat melemah saat terpapar matahari dan panas.

Mendengar hal itu, Trump mengatakan kepada Koordinator Gugus Tugas Corona AS, "Jadi, seandainya kita memaparkan cahaya ke dalam tubuh melalui kulit atau cara lain, kupikir kamu akan menguji metode itu juga. Kedengarannya menarik."


Komentar Trump mendorong perusahaan Inggris RB, yang membuat Dettol dan Lysol, merilis pernyataan yang mengatakan, "dalam keadaan apa pun produk desinfektan tidak boleh diadministrasikan ke dalam tubuh manusia, melalui injeksi, ditelan, atau cara lain".

Dari seberang Pasifik, Brendan Murphy, yang dimintai nasihat klinisnya tentang penyataan Trump itu berusaha menahan tawanya. "Saya akan berhati-hati terhadap injeksi disinfektan!" katanya, diplomatis, seperti dikutip dari ABC News, Jumat (24/4).

Profesor Murphy, agak diplomatis, menempatkan beberapa peringatan di sekitar jawabannya. "Saya tidak mengetahui komentar beliau [Trump], jadi saya harus sangat berhati-hati mengomentari sesuatu yang saya sendiri tidak dengarnya secara langsung," katanya.

"Dan sinar ultraviolet, aku tidak tahu konteks maksudnya apa, jadi aku benar-benar perlu mempelajarinya sebelum aku bisa berkomentar, terima kasih."

Saat ini, angka kasus virus corona di Australia jauh lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat. Profesor Murphy ditanya apakah pihak berwenang Australia percaya bahwa bangsa itu telah melihat wabah virus corona terburuk, dan apakah mereka dapat meramalkan keadaan ketika jumlah kasus meroket dengan cara yang mirip dengan apa yang telah dilihat di Eropa dan AS. Lagi-lagi Murphy menjawabnya dengan diplomatis.

"Kami belum pernah dalam situasi itu, dan kami tidak berniat berada dalam situasi itu," katanya.

"Saya tidak bisa 100 persen yakin. Sebab, kami tidak tahu segalanya tentang virus ini. Tapi aku bisa memberitahumu bahwa kita harus siap untuk mencegah hal itu terjadi." (Rmol)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar