Terkenal Saat Wabah Corona, Kenapa Bos Aplikasi Zoom Malah Minta Maaf?

Sabtu, 04/04/2020 09:11 WIB
Bos aplikasi Zoom Eric Yuan (texno)

Bos aplikasi Zoom Eric Yuan (texno)

Jakarta, law-justice.co - Pendiri dan CEO Aplikasi Zoom Eric Yuan menyampaikan permohonan mendalam kepada penggunanya karena disorot masalah celah keamanan dan privasi di aplikasi rapat online ini.

"Kami menyadari kurang memenuhi ekspektasi komunitas kami soal privasi dan keamanan. Untuk itu saya minta maaf yang mendalam," ujar Eric Yuan, Jumat (3/4/2020).

Untuk mengatasi masalah ini, Zoom memutuskan untuk menyetop penambahan fitur baru selama 90 hari ke depan dan akan memfokuskan sumber daya guna menyelesaikan masalah privasi dan keamanan.

Dalam perbaikan ini, Zoom berkomitmen untuk memenuhi permintaan kelompok advokasi hak digital yang meminta Zoom merilis laporan transparansi tentang jumlah permintaan data pengguna dari penegak hukum dan pemerintah.

Zoom juga akan meningkatkan program bug bounty atau program menawarkan hadiah bagi para hacker yang menemukan celah keamanan aplikasi. Selain itu akan ada pertemuan mingguan untuk membahas perkembangan pekerjaan pembaruan privasi dan keamanan yang dilakukan Zoom.

Yuan mengungkapkan Zoom diperuntukkan bagi korporasi dan lembaga dengan dukungan penuh IT seperti universitas, lembaga pemerintah dan perusahaan jasa keuangan.

"Kami tidak merancang produk dengan pandangan ke depan bahwa, dalam hitungan minggu, setiap orang di dunia tiba-tiba akan bekerja, belajar, dan bersosialisasi dari rumah," tambahnya.

"Kami sekarang memiliki cakupan pengguna yang jauh lebih luas yang menggunakan produk ini dengan cara yang tidak terduga, sehingga memberi kami tantangan yang tidak kami antisipasi."

Aplikasi Zoom menjadi idola baru di tengah virus corona covid-19. Banyak pihak yang menggunakan aplikasi ini untuk rapat online saat kebijakan physical distancing diterapkan untuk menghambat penyebaran wabah corona.

Jumlah penggunanya pada Maret lalu sudah tembus 200 juta akun. Sayang Zoom memiliki beberapa masalah keamanan dan privasi. Salah satunya soal bocornya beberapa data pengguna dan kehadiran peserta tak diundang yang membajak dan menyusup ke rapat online untuk menebar ujaran kebencian, pornografi dan hal-hal buruk lainnya.(cnbcindonesia)

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar