Ratusan Negara Kena Corona, Kenapa 8 Wilayah Ini Tidak?

Selasa, 31/03/2020 19:46 WIB
Pemimpin Tertinggi Kota Utara, Kim Jong Un (Sindo News)

Pemimpin Tertinggi Kota Utara, Kim Jong Un (Sindo News)

Jakarta, law-justice.co - Di saat kasus wabah COVID-19 terus meningkat di banyak negara dunia, ternyata ada 8 tempat yang belum melaporkan kasus sama sekali.

Beberapa tempat itu termasuk Samoa, Turkmenistan, Korea Utara, Tonga, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, Mikronesia hingga Benua Antartika.

Lalu, apa sebenarnya rahasia dari tempat-tempat itu sehingga masih terbebas dari corona?

Beberapa alasan yang membuat tempat-tempat itu terbebas corona salah satunya adalah pembatasan perjalanan. Juga, karena ada beberapa wilayah yang merupakan wilayah kepulauan terpencil yang jauh dari negara-negara yang terdampak, dan ada yang jarang mendapat pengunjung, seperti di Antartika.

Menurut AFP, saat ini ada sekitar 90 orang yang berada di dalam empat pangkalan penelitian Antartika terpencil di Australia. Antartika adalah satu-satunya benua yang bebas virus corona.

Di sini orang-orang itu tidak perlu menjaga jarak (social distancing). Namun, mereka memiliki kekhawatiran sendiri, yaitu bagaimana cara mereka pulang.

"Mereka mungkin satu-satunya warga Australia saat ini yang dapat makan malam bersama atau bar masih buka atau gym masih buka," kata manajer Operasi Divisi Antartika Robb Clifton kepada AFP.

"Hal utama yang ada dalam pikiran para ekspedisi adalah bagaimana orang-orang yang mereka cintai pulang ke rumah."

Sementara itu di Korea Utara, negara yang dipimpin Kim Jong Un ini masih terbebas karena telah melakukan berbagai langkah darurat untuk mencegah corona masuk ke sana, sebagaimana yang selalu diungkapkan pemerintahnya.

Namun demikian, negara-negara itu tidak bisa terbebas dari dampak tidak langsung yang dibawa virus corona. Misalnya seperti yang terjadi di Palau.

Penduduk di negara kepulauan di Samudra Pasifik ini sangat bergantung pada pasokan barang yang dikirim atau diterbangkan dari negara lain. Sehingga ada ancaman kehabisan persediaan.

Penerbangan ke berbagai tempat itu juga mulai berkurang, sehingga intensitas wisatawan yang berkunjung juga cenderung menurun. Hal ini pun berdampak pada perekonomian warga di tempat tersebut.

"Saya punya pinjaman, tagihan, dan pembayaran jatuh tempo," kata Rondy Ronny, seorang penduduk di Palau yang berprofesi sebagai pemandu acara wisata besar. "Ini pasti akan menghancurkan saya, saya berharap pemerintah akan melakukan sesuatu terhadap ekonomi kita juga, untuk membantunya pulih."

Saat ini, wabah virus corona yang telah menyebar ke hampir dua ratusan negara dan wilayah telah menginfeksi 787.411 orang secara global. Di mana angka kematian mencapai 37.846 dan total sembuh sebanyak 165.935 orang, menurut Worldometers.
(cnbcindonesia)

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar