Cegah Penularan Corona ke Satwa Liar

Rehabilitasi Orang Utan di Kalimantan Ditutup Sementara

Rabu, 18/03/2020 17:40 WIB
Orang Utan. Foto: Tripadvisor

Orang Utan. Foto: Tripadvisor

Jakarta, law-justice.co - Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) melakukan penutupan sementara fasilitas rehabilitas orangutan di Kalimantan.Hal itu untuk mencegah penularan virus corona atau Covid 19.

“Dalam hal ini untuk mencegah penularan bukan hanya antar manusia, tapi juga dari manusia ke orangutan,” kata Chief Executive Officer (CEO) BOSF Dr Jamartin Sihite di Samboja, Balikpapan seperti dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (18/3).

1. Penutupan dilakukan untuk lindungi satwa liar dari virus
Tindakan tersebut juga menjadi salah satu cara untuk melindungi satwa liar yang memiliki nama ilmiah Pongo pygmaeus tersebut. Oleh karena itu BOSF tidak menerima pengunjung di Samboja Lestari yang menjadi situs rehabilitasi yang saat ini menampung 121 orangutan berbagai usia

"Lokasi tersebut berjarak 50 kilometer (km) utara Balikpapan," ujarnya.

Selain itu, di Hutan Kehje Sewen atau tempat pelepasliaran orangutan dalam sembilan tahun terakhir dan berada 600 km utara barat laut Kota Minyak di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur juga ditutup.

2.Hutan Lindung Bukit Batikap juga ditutup
Penutupan tersebut dilakukan sama halnya dengan Nyaru Menteng yang berlokasi dekat Kota Palangkaraya dan Hutan Lindung Bukit Batikap yang merupakan hutan pelepasliaran di Taman Nasional Bukit Baka, Kabupaten Barito Utara, berjarak 12 jam perjalanan darat dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

“Semua kami tutup dulu, termasuk Pusat Informasi di Nyaru Menteng, juga Samboja Lodge di Samboja. Bahkan kantor pusat kami di Bogor juga tutup. Karyawan di kantor Bogor bekerja dari rumah saja,” kata Sihite.

Banyak perjalanan karyawan, seperti yang biasa dilakukan Sihite dari Bogor ke Samboja atau ke Palangkaraya ditunda atau dibatalkan.

3. Petugas diwajibakan menjalani cek suhu dan cuci tangan sesering mungkin
Untuk petugas yang bertemu dan berinteraksi dengan orangutan, harus menjalani cek suhu tubuh dua kali sehari. Mereka juga harus mencuci tangan sesering mungkin, selalu menggunakan masker muka, dan mengenakan sarung tangan.

“Semua barang sekali pakai akan dibakar setelah hari kerja usai,” ujar Sihite.

Sejak dua pekan terakhir, seluruh karyawan juga mendapatkan asupan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Tim tanggap darurat orangutan juga disiapkan
Ia mengatakan penutupan kira-kira akan berlangsung selama sebulan. Untuk kebijakan selanjutnya, disesuaikan dengan hasil evaluasi selama penutupan. Setiap pusat rehabilitasi juga menyiapkan tim tanggap darurat untuk orangutan sekiranya terjadi kondisi yang tidak diinginkan yaitu terpapar SARS CoV-2.

“Namun sejauh ini kami bersyukur semua aman dan sehat,” katanya. (Antara, IDNTimes)

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar