Apakah Sarapan Porsi Besar Lebih Baik untuk Kesehatan?

Minggu, 08/03/2020 06:18 WIB
Ilustrasi sarapan (Foto :Marketeers)

Ilustrasi sarapan (Foto :Marketeers)

Jakarta, law-justice.co - Sedari kecil kita dididik untuk melakukan kegiatan sarapan pagi sebelum menjalankan aktivitas. Sarapan menjadi salah satu faktor penting dalam menjalani aktivitas harian. Makanan kita makan dan minum akan memengaruhi fungsi kognitif, suasana hati, hingga tingkat energi dalam sehari penuh.

Sebuah penelitian teranyar yang dilakukan para peneliti dari Endocrine Society menemukan, sarapan dengan porsi besar dapat membakar kalori dua kali lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang makan malam dengan porsi besar. Sarapan porsi besar disebut dapat menekan rasa lapar.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism seperti dikutip dari CNN Indonesia, menemukan sarapan porsi besar dapat mengontrol kadar gula darah dan insulin sepanjang hari. Hasil yang berbeda justru ditemukan saat mengonsumsi makanan dengan porsi besar pada malam hari.

"Hasil kami mengonfirmasi bahwa makan malam dengan porsi besar berdampak negatif pada toleransi glukosa. Hal ini harus dipertimbangkan oleh pasien diabetes," kata para peneliti.

Total sebanyak 16 pria menjadi partisipan dalam penelitian ini. Secara bergantian, partisipan diminta untuk makan dalam porsi besar di malam serta pagi hari.

Para peneliti mencoba melacak seberapa baik proses metabolisme tubuh dalam dua kebiasaan tersebut. Peneliti juga melacak timbulnya rasa lapar dan kadar gula darah partisipan. Pelacakan dilakukan pada dua waktu yang berbeda, baik saat makan porsi besar di malam hari ataupun pagi hari.

Peneliti menemukan, kemampuan metabolisme tubuh 2,5 kali lebih besar saat sarapan dengan dengan porsi besar. Hal ini pada dasarnya menunjukkan bahwa metabolisme tubuh manusia lebih aktif setelah sarapan.

Selain itu, sarapan dengan menu tinggi kalori juga dapat menekan rasa lapar atau keinginan mengonsumsi makanan/minuman manis sepanjang hari. Sementara sarapan rendah kalori justru mendorong seseorang untuk lebih sering ngemil.

Temuan ini memiliki implikasi besar bagi pengidap diabetes dan mereka yang ingin menurunkan berat badan. (CNN Indonesia)

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar