China Sengaja Pancing Indonesia Keluarkan Kapal Perang di Natuna

Rabu, 15/01/2020 10:53 WIB
Ilustrasi (Katadata)

Ilustrasi (Katadata)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (Ikapii), Fauka Noor Farid, mencurigai ada maksud terselubung dari bertambahnya kapal nelayan dan penjaga pantai (coast guard) Tiongkok di Natuna.

Salah satunya yakni memang Tiongkok sengaja memancing Indonesia untuk mengerahkan sebanyak-banyaknya kapal pengawas, kapal pengintai, hingga kapal perang yang dimiliki.

"Menurut saya kita jangan sampai terfokus ke situ (Natuna). Ini strategi Cina (Tiongkok) justru memancing kita, memberikan peluang kepada daerah-daerah yang lain lepas dari pengawasan angkatan laut," ujarnya seperti dilansir law-justice dari beritasatu

Diingatkan, langkah Tiongkok yang menambah keberadaan kapal nelayan dan coast guard diduga kuat memang sebagai salah satu bentuk pengalihan perhatian. Karena dengan kondisi demikian, Indonesia akan menambah kapal perang dari angkatan laut maupun Bakamla.

"Dengan menambah kapal perang kita dari Bakamla, ada daerah-daerah yang terlepas dari pengawasan. Berarti ada peluang. Misalnya dari KRI apa yang mengawasi wilayah selatan, semua ditarik fokus ke Natuna," ucapnya

Dengan penambahan kapal pengawas oleh Indonesia, berarti ada wilayah yang terlepas dari pengawasan. Kondisi ini berbahaya karena memberikan peluang bentuk kejahatan perairan lainnya seperti penyelundupan narkotika, manusia, atau kejahatan lintas negara lainnya.

Fauka juga menilai, hingga saat ini belum ada tanda-tanda keseriusan Tiongkok untuk melarang seluruh nelayannya agar tidak memasuki wilayah ZEE perairan Natuna. Bahkan, sejak kedatangan Presiden Joko Widodo disinyalir nelayan Tiongkok beserta coast guard yang mendampingi semakin banyak.

"Cina menambah kapal-kapal nelayan untuk masuk wilayah. Kalau enggak salah ada 34 atau 43 kapal nelayan. Ditambah 6 coast guard," kata Fauka Noor Farid, Rabu (15/1/2020) di Jakarta.

TNI bersama dengan Bakamla dan elemen lainnya hingga kini terus melakukan operasi rutin di wilayah perbatasan perairan Natuna. Operasi rutin dilakukan menyusul masih adanya kapal nelayan Tiongkok yang keluar masuk di perairan tersebut.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar