Sumanto Al Qurtuby:

Kelompok Islamis akan Susah Berkuasa Jika...

Sabtu, 30/11/2019 20:31 WIB
Ilustrasi (Liputan6)

Ilustrasi (Liputan6)

[INTRO]

Kelompok Islamis di Indonesia akan susah berkuasa kalau tidak memiliki partai politik (parpol) yang kuat dan mapan. Hampir semua parpol di Indonesia adalah sekuler (berbasis nasionalisme, demokrasi, liberalisme, dll) atau semi-religius yang mengadopsi prinsip moderasi Islam. Tidak ada parpol yang benar-benar Islamis dalam pengertian idealis, dan serius memperjuangkan filosofi, tujuan, dan prinsip-prinsip Islamisme.

Bagaimana dengan Partai Partai Keadilan Sejahtera (PKS)? PKS adalah partai oportunis-pragmatis yang sama sekali tidak loyal dengan "doktrin Islamisme". Mereka hanya menjadikan "Islam" sebagai "tumpakan", kendaraan, atau "onta tunggangan" saja.

PKS bergerak mengikuti logika, alur, "ritme" atau "irama gendang" tokoh maupun elit, kelompok, atau parpol lain yang dianggap menguntungkan secara politik-ekonomi serta sekiranya bisa ditumpaki (ditunggangi) atau diajak kompromi dengan deal-deal tertentu, meskipun mereka sama sekali tidak tahu-menahu tentang Islam dan tidak ada sangkut-pautnya dengan gerakan Islamisme. 

Lalu, bagaimana dengan Partai Bulan Bintang (PBB)? PBB yang dulu digadang-gadang sebagai parpol Islamis "jelmaan" Masyumi ternyata sudah "nyungsep". 

Karena tidak memiliki parpol Islamis yang idealis, mapan, kuat, dan "well established", maka mereka hanya menjadi penonton, cheerleaders, rombongan hura-hura, dan pemain jalanan saja yang kelayaban di jalan-jalan, Monas, dan tempat-tempat publik lain sambil teriak-teriak. Hanya itu yang bisa mereka lakukan untuk melampiaskan hasrat terpendam.

Tragisnya, mereka bangga luar biasa dijadikan sebagai "keledai tunggangan" kelompok oligarki kemaruk kekuasaan dan harta-benda. Mereka juga riang-gembira mendapat cipratan "proyek recehan" dari orang atau kelompok yang memanfaatkan "kepekokan" mereka.

Kaum Islamis juga susah berkuasa kalau hanya bermodal bacot, dalil-dalil, syar`i-syar`i atau surga-surga saja, tanpa diiringi dengan keilmuan memadai, wawasan politik-ekonomi luas, pengalaman pemerintahan kuat, jaringan global, dan modal/kapital (kultural & finansial) tangguh. Mengurus negara modern yang super-kompleks tidak bisa dengan atau bermodal dalil. Kalau hanya bermodal ndalil, nanti jadinya seperti rezim Taliban yang somplak-njeplak.

Jadi, kepada kaum Islamis, kalau kalian mau berkuasa di Indonesia, silakan penuhi dulu modal dan syarat utamanya seperti saya katakan di atas. Tanpa semua itu, sampai Upin-Ipin lulus kuliah pun atau sampai batman tak bercawat pun, kalian akan tetap menjadi pecundang.

Jabal Dhahran, Jazirah Arabia

 Sumanto Al Qurtuby, Antropolog Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi

 

 
 

 

(Tim Liputan News\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar