Bank Indonesia: Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp5,607 Triliun

Sabtu, 16/11/2019 09:45 WIB
Foto Bank Indonesia (Foto: Tirto)

Foto Bank Indonesia (Foto: Tirto)

Jakarta, law-justice.co - Menurut Statistik Utang Luar Negeri yang diumumkan Bank Indonesia (BI) utang luar negeri (ULN) Indonesia naik 10,2% (year on year/yoy) menjadi US$395,6 miliar pada kuartal III tahun 2019.

Angka itu setara Rp5.607 triliun dengan asumsi kurs Rp14.174 per dolar AS.

ULN sebanyak US$395,6 miliar itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$197,1 miliar dan utang swasta senilai US$198,5 miliar.

"ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,2 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta," sebut BI seperti melansir inilah.com.

Kenaikan utang pemerintah melalui berbagai instrumen itu sejalan dengan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi di dalam negeri.

Sepanjang kuartal III 2019, investor nonresiden membukukan pembelian neto surat berharga negara (SBN) domestik yang cukup besar, sehingga mendorong kenaikan utang pemerintah.

Sehingga total porsi utang pemerintah mencapai US$194,4 miliar, atau meningkat 10,3% secara tahunan (yoy).

Perkembangan ini, sebut Bank Sentral, mencerminkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian nasional, di tengah ketidakpastian global, termasuk imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang menarik.

Sementara, utang swasta menunjukkan perlambatan dibandingkan kuartal II 2019.

Utang swasta pada kuartal III 2019 naik 10,4% (yoy), atau lebih rendah ketimbang kuartal II 2019 yaitu 11,3% (yoy).

Utang swasta melambat karena penurunan ULN bank.

Utang swasta memang didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara, sektor industri pengolahan, serta tambang dan penggalian.

Adapun, pangsa pasar utang swasta mencapai 75,4%.

BI meyakini struktur utang Indonesia tetap sehat dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Kondisi tersebut tercermin, antara lain dari rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 36,3 persen," sebut BI.

Selain itu, utang Indonesia masih didominasi oleh utang-utang jangka panjang dengan pangsa 88,1% dari total ULN.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar