Luhut Binsar Pandjaitan dan Ibu Susi Pamit, Ada Apa?

Jum'at, 20/09/2019 10:26 WIB
Istimewa

Istimewa

law-justice.co - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan pamit dalam pidato pembuka di depan para anggota DPR, Senin, 9 September 2019 lalu

“Ini pertemuan terakhir kita. Bapak dan ibu menjadi mitra kami, saya minta maaf kalau ada… bapak ibu saya kira ada yang masih terus tapi ada yang tidak. Di kami juga gitu. Silaturahmi harap dipelihara,” ujarnya di ruang rapat banggar DPR RI.

Belum jelas apa maksud ucapan Luhut tersebut. Namun, banyak yang mengaitkannya dengan kabinet baru Joko Widodo yang akan ditetapkan Oktober mendatang. Sebelumnya memang sempat beredar rumor nama Luhut tak ada dalam susunan kabinet baru Jokowi-Makruf.

Disinggung terkait hal tersebut, Luhut tak banyak menanggapi. Menko Kemaritiman itu lebih banyak membahas prestasi kerja lembaganya. Menurutnya selama menjabat sebagai menteri, dia menemukan berbagai masalah yang memerlukan koordinasi. Dia juga menyebut hampir semua proyek di perikanan perencanaannya kurang baik, sehingga harus diperbaiki.

“Tadi disebutkan ada 49 yang harus dikoordinasikan, ada banyak sebenarnya. Itu saya dituduh nyampurin kerja orang lain,” kata Luhut. 

Susi juga pamit

Pada hari yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga pamitan. Sejumlah media turut menulis tentang momen perpisahan Susi saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR. Susi memohon maaf bila banyak kesalahan yang dibuat selama 5 tahun menjabat sebagai menteri, terutama soal kekeraskepalaannya selama ini.

Ia mengatakan, hal itu perlu ia lakukan karena sangat berobsesi memperbaiki sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang merupakan negara besar. "Walaupun saya dikenal tukang nembakin kapal, tapi saya menjalankan amanah, bukan untuk pribadi," kata dia.

"Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf. Saya tidak pernah berpengalaman jadi menteri sebelumnya, jadi mohon maaf," sambung dia.

Menteri nyentrik asal Pangandaran Jawa Barat itu mengaku senang melihat sektor kelautan dan perikanan saat ini. Dengan berbagai kebijakan tegas seperti penenggelaman kapal Illegal fishing, Indonesia menurutnya sudah membuktikan sebagai negara maritim yang besar.

Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah pamitnya Luhut dan Susi berarti kedua menteri ini tersingkir dari kabinet periode kedua pemerintahan Jokowi atau tidak. Presiden Jokowi sebelumnya sudah bicara tentang periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dan menteri-menterinya.

"Sudah final semua. Tinggal kami umumkan," ujar Presiden saat menerima menerima sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/08/2019).

Saat itu, Jokowi menyebut ada beberapa menteri yang bertahan di kabinet entah di posisinya saat ini atau berganti posisi menempati posisi yang lebih strategis dengan kewenangan lebih luas. Namun, ada juga menteri yang harus pergi untuk tugas lain yang lebih tepat. Jokowi menyebut nama sebagai contoh, tetapi tidak untuk diberitakan. J

okowi bilang mempertahankan menteri yang bisa mengkesekusi masalah dengan baik meskipun kerap tidak disukai oleh publik. Sebaliknya, dia tidak akan segan mengganti menteri yang disukai publik tetapi sebenarnya menimbulkan masalah.


(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar