Helmi Adam

Bima Dijiplak Changan Star Truck? Esemka Harus Tuntut China

Senin, 09/09/2019 05:30 WIB
Presiden Joko Widodo saat menjajal Bima Esemka (Timlo.net)

Presiden Joko Widodo saat menjajal Bima Esemka (Timlo.net)

[INTRO]

Jokowi telah meluncurkan Esemka terbaru yaitu Bima dengan dua tipe mesin yaitu 1.200 CC dan 1.300 CC berjenis pick up, pada saat bersamaan beredar foto mobil merek Changan Star Truck di China. Tentu saja ini membuat heboh masyarakat Indonesia, karena Esemka merupakan produk  nasional.

Sudah seharusnya Perusahan Esemka menuntut Changan Karena menciplak produk nasional, paslanay Esemka adalah kebangaan presiden Jokowi sejak jadi walikota di Solo, dan sudah hampir 8 tahun produk itu baru bisa diluncurkan.

Artinya produk tersebut dipersiapkan dengan matang oleh anak bangsa. Jangan sampai usaha anak bangsa sia sia, dengan mudahnya di ciplak Cina.

Kecuali mobil tersebut, sebenarnya buatan Changan, dan Indonesia tinggal menempel mereknya saja, hal itu bisa di maklumi. Dan lebih bagus lagi Esemka jujur saja mobil itu buatan siapa sebenarnya, sehingga tidak mengudang banyak tanya.

Mengapa saya menggunakan kata menyiplak, bukan meniru ?, karens meniru hanya mirip atau sama saja, tapi menyiplak  lebih dari itu, seutuhnya dari sumber yang sama persis, tidak bisa dibedakan.

Karena sebuah industry otomotif butuh kejujuran, kalau tidak bisa dituntut oleh masyrakat yang membeli mobil Esemka. Seperti kasus safety mobil Honda atau Toyota, ditarik dari peredaran, karena dianggap tidak aman. Hal ini menunjuk kan niat baik industri otomotif, sehingga dipercaya, dan dibeli masyarakat.

Dalam dunia otomotif faktor keselamatan amat penting, sehingga membuat sebuah mobil bisa dituntut, dan bangkrut, karena tak mengindahkan masalah keselamatan.

Mungkin inil lah mengapa pengusaha Esemka tidak mau disebut sebagai mobil nasional. Karena pertanyaannya akan banyak. Mulai dari pabriknya dimana ? Suku cadangnya, dan lainya dimana alamat pembuatan nya. Kemudian apakah benar mobil tersebut, dibuat di dalam negeri, atau impor.

Lalu apa bedanya Esemka dengan merek mobil import lain nya ?

Karena Esemka mampu menjual mobil dengan harga 95 juta, padahal kapasitas mesin nya 1.200 dan 1.300 CC yang dua duanya diatas 1000 CC, sehingga tidak masuk pada katagori LCGC. Atau mobil muarah, yang tidak dikenakan pajak yang tinggi.

Bila ada diskriminasi, maka wajar jika Honda, Toyota, Mitsubisi Nissan dan lain nya melakukan tuntutan, dengan meminta hak yang sama diberlakukan seperti Esemka.

Jangan sampai Esemka sebenarnya barang Cina , memakai fasilitas nasional. Jika ini dilakukan akan berbahaya bagi iklim investasi di Indonesia. Jadi pantas saja perusahan AS merelokasi usahanya ke Vietnam tidak ke Indonesia.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar