Bowo Sidik: Nusron Wahid Minta Siapkan 400 Ribu Amplop

Rabu, 10/04/2019 09:01 WIB
 Bowo Sidik Pangarso usai menjalani pemeriksaan di KPK

Bowo Sidik Pangarso usai menjalani pemeriksaan di KPK

Jakarta, law-justice.co - Anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso menyebut politikus Golkar Nusron Wahid menginstruksikan dirinya untuk mnyediakan amplop `serangan fajar` yang diduga uang dari hasil suap dan gratifikasi.

"Saya diminta oleh partai untuk menyiapkan 400 ribu (amplop). Pak Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu (Amplop)," kata Bowo usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (9/4), seperti dikutip Kumparan.

Hal yang sama disampaikan pengacara Bowo, Saut Edward Rajagukguk. Menurut dia, kliennya sudah menyampaikan keterangan itu kepada penyidik di dalam pemeriksaan.

"Amplop mau dibagi ke Jawa Tengah atas perintah pimpinan dia (Bowo) Pak Nusron Wahid. Pimpinan di pemenangan pemilu, (Korbid) Bappilu Jateng Kalimantan. Ini langsung disampaikan Bowo ke penyidik," ujar Saut.

Menurut Saut Edward, menuturkan bahwa perintah tersebut dimaksudkan agar Nusron dan Bowo dapat meraup suara dalam pemilu 17 April mendatang. Diketahui Nusron tergabung dalam daerah pemilihan yang sama dengan Bowo di Jawa Tengah 2 yang meliputi Kabupaten Demak, Jepara, dan Kudus.

"Supaya banyak yang memilih mereka berdua. Karena di dapil yang sama," ucap Saut.

Disinggung terkait cap jempol yang terdapat dalam setiap amplop, Saut pun menjawab. Menurutnya, hal itu hanyalah simbol untuk memastikan amplop diterima langsung nantinya oleh para pemilih.

"Cap jempol memang dibuat karena supaya tahu bahwa amplop ini sampai atau ndak nanti. Sebagai tanda saja. Mereka punya pengalaman bahwa amplop itu tidak disampaikan kepada yang bersangkutan. Nah untuk menghindari itu dibuat tanda cap jempol," kata Saut.

Dihubungi terpisah, Nusron Wahid tegas membantah tudingan tersebut. Menurutnya, ia sama sekali tak pernah menyuruh seseorang untuk melakukan korupsi.

"Astagfirullohaladzim, saya tidak pernah menyuruh orang untuk korupsi apalagi nyari duit, saya tidak pernah ada hubungan dengan uang," ujar dia.

Mengenai sejumlah amplop yang menurut kabar telah disiapkan untuk Nusron, ia menegaskan dapat membuktikan bahwa tudingan itu tak tepat diarahkan kepadanya.

"Pokoknya saya tidak pernah main begituan, bisa dibuktikan, saya tidak pernah main begituan dan saya tidak pernah nyuruh orang begitu," ucapnya.

Bowo terjerat dalam operasi tangkap tangan (OTT) karena diduga menerima suap Rp 89,4 juta dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti. Uang tersebut diberikan melalui orang kepercayaan Bowo, Indung. Ketiganya sudah dijerat sebagai tersangka.

Dari pengembangan awal, KPK kemudian menemukan uang senilai Rp 8 miliar dalam 400 ribu amplop. Uang dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu itu diduga akan dipakai untuk `Serangan Fajar`.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar