Bicara di Media Inggris,

Prabowo: Barat Standar Ganda soal Ukraina-Palestina!

Minggu, 28/04/2024 10:06 WIB
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pidato itu disampaikan Prabowo dalam keterangan pers di depan kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024). Robinsar Nainggolan

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pidato itu disampaikan Prabowo dalam keterangan pers di depan kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto menyatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya menerapkan standar ganda dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina dan agresi brutal Israel ke Palestina.

Komentar pedas itu diutarakan Prabowo dalam opininya yang dirilis tabloid Inggris, The Economist, berjudul Indonesia`s President-elect Accuses the West of Double Standards pada Jumat (26/4).

Prabowo memaparkan kebrutalan agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina yang terjadi sejak 7 Oktober lalu. Menteri Pertahanan RI itu juga mengakui bahwa agresi ke Gaza imbas dari serangan kelompok Hamas ke Israel di hari yang sama.

Serangan Hamas ke Israel itu menewaskan sekitar 1.100 orang dan lebih dari 200 warga termasuk warga asing disandera hingga hari ini.

Namun, menurut Prabowo, serangan Hamas ke Israel bukan menjadi alasan yang membenarkan Tel Aviv untuk melancarkan operasi militer sewenang-wenang ke Jalur Gaza yang hingga hari ini telah menewaskan 34.388 warga Palestina.

"Saya mengatakan ini pertama dan terutama sebagai manusia. Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasakan penderitaan di Gaza dan Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasa marah atas apa yang terjadi di sana," ucap Prabowo dalam tulisannya itu.

"Namun kemarahan jelas tidak dirasakan oleh semua orang. Ketika Rusia menginvasi Ukraina, negara-negara Barat memimpin kampanye kecaman global. Mereka menyerukan dunia untuk mengecam Rusia atas nama hak asasi manusia dan hukum internasional. Namun saat ini, negara-negara tersebut masih membiarkan terjadinya konflik berdarah lagi, kali ini di Gaza," paparnya menambahkan.

Prabowo pun mempertanyakan kepada negara Barat soal kenapa kehancuran di Kota Gaza seperti dianggap sebelah mata daripada kehancuran Kota Mariupol di Ukraina?

Prabowo juga menyinggung soal semakin banyak orang di dunia, termasuk warga negara Barat sendiri, yang merasa bahwa pemerintahnya gagal menekan Israel untuk mengakhiri agresi brutalnya di Gaza.

"Mengapa serangan di Bucha lebih buruk dibandingkan serangan di rumah sakit Al-Shifa? Mengapa pembunuhan terhadap warga sipil Palestina tidak layak untuk dikecam dibandingkan dengan pembunuhan terhadap warga sipil Ukraina?" ujar Prabowo.

"Bagimana lagi standar ganda tersebut dapat dijelaskan, ketika kita diminta untuk menetapkan satu set prinsip untuk Ukraina dan satu lagi untuk Palestina?"

Dalam opini itu, Prabowo juga menegaskan bahwa rakyat dan pemerintah Indonesia akan terus bersama dan mendukung bangsa Palestina.

Prabowo juga memaparkan Indonesia baru-baru ini kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza melalui udara.

Opini Prabowo ini menjadi sorotan lantaran selama ini banyak media Barat yang juga mengkritik keterpilihannya sebagai presiden RI dalam pemilihan presiden Februari lalu.

Media Barat banyak menyinggung soal latarbelakang Prabowo sebagai pejabat militer yang juga memiliki "catatan hitam" soal pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar