Memprediksi Pergerakan Rupiah Kamis Besok

Rabu, 03/04/2019 07:16 WIB
Mata uang Rupiah (Foto: Okezone)

Mata uang Rupiah (Foto: Okezone)

Jakarta, law-justice.co - Pergerakan dollar Amerika Serikat (AS) terbilang ciamik, karena dalam 2 pekan terakhir ini pasar khawatir ekonomi global melemah serta imbal hasil obligasi AS yang menggiurkan.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim melihat saat ini posisi rupiah menguat tipis, karena pasar masih banyak yang berminat ke dollar AS. Sehingga ke depan rupiah masih terancam koreksi. Terbukti dollar AS dalam index spot tercatat tumbuh 0,15% di level 97,38.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/4) rupiah pasar spot ditutup menguat 0,04% di level Rp 14.223 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda terdepresiasi 0,04% menjadi Rp 14.237 per dollar AS.

Treasury AS dijual dan imbal hasil mereka melonjak semalam, di mana suku bunga tenor sepuluh tahun naik lebih dari 8 basis poin. Imbal hasil treasury sepuluh tahun berdiri di level 2,492% didorong oleh kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.

Data manufaktur ISM AS untuk Maret menunjukkan kenaikan ke 55,3, dengan mudah mengalahkan ekspektasi 54,5. Angka di atas 50 dalam indeks ISM menunjukkan ekspansi di bidang manufaktur, yang menyumbang sekitar 12% dari ekonomi AS.

Sementara ekonomi global melemah ditandai lagi dengan rilis data inflasi zona Euro periode Maret tercatat 1,4% year-on-year (YoY). Di bawah konsensus pasar yaitu 1,5% YoY dan masih jauh dari target mendekati 2% yang dipasang European Central Bank (ECB).

“Inflasi yang masih lambat menandakan ekonomi di Eropa belum pulih,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4). Artinya, ECB kemungkinan besar tetap akan mempertahankan kebijakan moneter longgar dan akomodatif untuk mendorong permintaan, tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Di sisi lain pasar sedang memantau perkembangan lebih lanjut pada Brexit setelah Parlemen Inggris kembali menolak semua opsi alternatif untuk kesepakatan penarikan Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

Sebagaimana yang dilansir dari Bisnis.com, Ibrahim meramal pada Kamis (4/4) mata uang Garuda akan ditransaksikan di kisaran Rp 14.190-Rp 14.260 per dollar AS.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar