Petinggi Militer China Diskors dari Jabatan Buntut Skandal Serius

Jum'at, 29/11/2024 21:53 WIB
Presiden China Xi Jinping saat bericara di depan militer China (china daily)

Presiden China Xi Jinping saat bericara di depan militer China (china daily)

Jakarta, law-justice.co - China dikabarkan menskors seorang pejabat militer berpangkat tinggi karena diduga melakukan "pelanggaran disiplin serius".

Diberitakan Reuters, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa Miao Hua yang menjabat sebagai direktur departemen kerja politik di Komisi Militer Pusat (Central Military Commission), sedang diselidiki karena pelanggaran disiplin, diduga terkait korupsi.

"Partai Komunis yang berkuasa telah memutuskan untuk menangguhkan Miao Hua dari tugasnya sambil menunggu penyelidikan," kata juru bicara Kemhan China, Wu Qian.

Wu tidak memberikan rincian lebih lanjut soal tuduhan terhadap Miao, yang merupakan satu dari lima pejabat tinggi komisi militer pimpinan Presiden Xi Jinping itu.

Xi Jinping sejak tahun lalu tengah fokus memberantas korupsi di tubuh angkatan bersenjata China, di mana hampir 20 pejabat militer dan industri pertahanan dipecat sejak 2023 lalu.

Selain itu, Wu mengkritik beberapa laporan media yang menyebut Menteri Pertahanan Dong Jun juga tengah diselidiki atas tuduhan korupsi.

Sebelumnya surat kabar Inggris, The Financial Times, melaporkan bahwa Dong termasuk dalam deretan pejabat yang "terperangkap" dalam tindakan bersih-bersih antikorupsi.

"Para penyebar rumor itu berniat jahat. China menyatakan ketidakpuasannya yang mendalam terhadap pelaku finah tersebut," kata Wu, dikutip dari Al Jazeera.

Menhan sebelumnya, Li Shangfu, dicopot dari jabatan setelah tujuh bulan menjabat dan dikeluarkan dari Partai Komunis karena melakukan penyuapan.

Pendahulu Li, Wei Fenghe, juga dikeluarkan dari partai setelah menjabat dari tahun 2018 hingga 2023, dan dirujuk ke jaksa atas dugaan korupsi.

Pernyataan Partai Komunis saat itu mengatakan bahwa para eks menhan itu "mengkhianati kepercayaan partai dan Komisi Militer Pusat, secara serius mencemari lingkungan politik militer, dan menyebabkan kerusakan besar pada citra para pemimpin seniornya".

 

(Yudi Rachman\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar