KPU Jakarta Buka Suara soal `Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon`
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 perdana yang berlangsung di Kantor KPU Jakarta Timur, Pulogadung, Senin (18/12/2023). Simulasi ini salah satunya bertujuan untuk mempersiapkan bimbingan teknis bagi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), serta Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Juga memproyeksikan secara detail bagaimana pelayanan di tempat pemungutan suara (TPS) untuk masyarakat yang
Jakarta, law-justice.co - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah DKI Jakarta buka suara merespons maraknya gerakan `Anak Abah Tusuk 3 Paslon` di tengah persaingan tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Ketua KPUD DKI Jakarta, Wahyu Dinata mengatakan bahwa pihaknya mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih sesuai mekanisme.
"Pada prinsipnya kami dari KPU DKI mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan benar, tentunya mencoblos yang benar itu ada mekanismenya," kata Wahyu kepada wartawan, Minggu (8/9).
KPU DKI, kata Wahyu, akan mengintensifkan kembali sosialisasi kepada masyarakat. Dia menyebut KPU DKI akan mengedukasi pemilih untuk menggunakan hak pilih dengan benar.
"Kami akan mengintensifkan sosialisasi dan edukasi ke pemilih mengenai pentingnya menggunakan hak pilihnya dengan benar," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Rombongan bakal cawagub DKI Rano Karno, Beno Muhammad Ibnu, mengaku mendengar informasi ada gerakan `tusuk tiga pasangan calon` di Pilkada Jakarta. Beno mengatakan gerakan itu disebut datang dari pihak yang mengatasnamakan `Anak Abah`.
`Anak Abah` merupakan panggilan bagi pendukung mantan Gubernur DKI Anies Baswedan. Sebutan itu ramai digunakan di media sosial saat Pilpres 2024 lalu.
Para bakal calon diPilkada itu pun ramai-ramai menanggapi gerakan tersebut. Pramono Anung menilai tahapan Pilgub Jakarta masih panjang dan kondisi dapat berubah.
Rano `Si Doel` menyayangkan adanya gerakan tersebut.
"Semua kita haknya boleh, mau coblos empat-empatnya, mau tiga, mau masuk ke kaleng rombeng, itu hak, cuma kan sayang. Ini bukan buat kita, buat warga. Pilih ya harus, jangan dibuang suaranya, entar nyesel belakangan," ungkap Rano kepada wartawan di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (7/9).
Sementara bakal calon wakil gubernur Jakarta dari Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) Suswono menilai gerakan itu muncul karena masyarakat belum mengenal para calon.
"Mungkin mereka, mungkin belum mengenal dengan para calon. Tentunya nanti setelah ada dialog, setelah ada melihat gagasan-gagasan besar, kita mestinya yang diperlukan apa sih, agar warga masyarakat Jakarta jadi lebih bahagia," ujar Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin.
Di sisi lain, Juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid juga buka suara mengenai kabar adanya gerakan `tusuk tiga pasangan calon (paslon)` di Pilkada Jakarta.
Menurutnya, bisa saja itu ungkapan kekecewaan dari pendukung Anies Baswedan karena jagoannya tak berlaga di Pilkada Jakarta.
"Terkait gerakan Anak Abah. Bisa jadi itu adalah ungkapan kekecewaan pendukung Pak Anies, karena yang mereka dukung tidak ada di dalam kertas suara," kata Sahrin kepada wartawan, Jumat (6/9).
Komentar