Lima Sinyal Politik Mega di Rakernas Kelima PDI Perjuangan

Minggu, 26/05/2024 18:05 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri menyampaikan pidato politik saat Rakernas V PDI Perjuangan di Jakarta. (Detik)

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri menyampaikan pidato politik saat Rakernas V PDI Perjuangan di Jakarta. (Detik)

law-justice.co - Lima sinyal politik disampikan oleh Megawati Sukarnoputeri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI Perjuangan, dalam pidato politiknya. Pidato tersbeut disampaikan saat Rapat Kerja Nasional atau Rakernas PDIP ke-5. Secara garis besar Rakernas PDIP tersebut membahas pandangan umum para kader PDIP yang duduk sebagai Dewan Pimpinan Daerah atau DPD terkait dengan isu-isu partai.

 

Megawati menyampaikan pidato politiknya kurang lebih selama satu jam dalam Rakernas tersebut. Megawati membahas proses pemilu, kode pergantian kepemimpinan di PDIP, hingga proyeksi politik dalam kiprah politik nasional mendatang. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai ‘Provokator’ untuk kebaikan bangsa dan negara. Setidaknya ada 5 sinyal politik yang tersirat dala pidato tersebut.

Puan akan naik jadi Ketum PDIP

Dalam pidatonya, Megawati juga memberikan sinyal akan memberikan jabatan Ketua Umum PDIP kepada putrinya yaitu Puan Maharani. Menurut Pengamat dinasti politik Yoes Kenawas, Puan adalah kandidat terkuat untuk menggantikan ibunya karena telah menjalani periode apprenticeship atau masa pendidikan dan persiapan sebagai pengganti ibunya.

Ungkapan Haru Atas Kemenangan PDI Perjuangan di Pemilu

Megawati merasa terharu dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang mendukung PDIP sampai saat ini di posisi bertahan menjadi pemenang saat Pemilu Legislatif 2024 lalu. Sebagai partai lama yang sudah berdiri, Megawati mengatakan PDIP akan tetap berani melawan ketidakadilan yang terjadi di negara ini.

“Ya memang ada (kecurangan), saya tahu kok. Kan semuanya pada mengatakan sepertinya tidak (ada kecurangan). (Mereka bilang) ‘oh tidak’; seperti KPU-nya bilang ‘Ohh itu kan jujur, jurdil, jujur adil, luber, langsung, umum, bebas, rahasia’. Padahal itu KPU oleh yang ngomong,” kata Megawati.

Singgung Intervensi San Penguasa

Megawati juga menyinggung Sang Penguasa Negara atau Presiden Joko Widodo terkait dengan dugaan intervensi yang membuat putranya, Gibran Rakabuming Raka dapat maju menjadi Cawapres Prabowo.

Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa Jokowi telah ingkar kepada rakyat dengan cara menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan elektoral. Menurut Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Jokowi tidak ada kepentingan untuk menanggapi karena Rekornas PDIP adalah kegiatan internal.

Sampaikan Kritik RUU Penyiaran Hingga RUU MK

Megawati merasa revisi pada RUU Penyiaran yang melarang adanya jurnalisme investigasi dan RUU MK adalah hal janggal karena terjadi saat masa reses pada Senin, 13 Mei 2024. Hal tersebut disetujui juga oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP.

“Selain dilaksanakan tiba-tiba, dan pada masa reses, sepertinya menyembunyikan suatu kepentingan politik yang begitu besar,” kata Megawati.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua Steering Committee Rakernas, Djarot Saiful Hidayat mengatakan ada tiga pokok pembahasan, yaitu sikap politik PDIP dalam internal dan eksternal, perumusan program kerakyatan, dan strategi pemenangan Pilkada 2024.telah melaksanakan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas PDIP ke-5 pada Sabtu, 25 Mei 2024 di Ancol, Jakarta Utara. Rakornas tersebut membahas hal-hal strategis yang akan dibangun oleh PDIP sebelum penutupan pada Ahda, 26 Mei 2024.

 “Pandangan umum ini terkait situasi kondisi konsolidasi dan evaluasi atas pelaksanaan pemilu 2024 serta arah kebijakan dan usulan-usulan program DPD-DPD seluruh Indonesia,” kata Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua Steering Committee Rakernas, Djarot Saiful Hidayat, melalui keterangan tertulis pada Jumat, 24 Mei 2024.

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar