Budiman Beberkan Alasan Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis

Jum'at, 24/05/2024 21:58 WIB
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko (Foto: Istimewa)

Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Program andalan presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, makan siang gratis, kini diubah istilahnya menjadi makan bergizi gratis.

Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko menjelaskan makan bergizi gratis ditekankan pada sumber pangan sesuai panen di tiap wilayah sehingga anggaran makan siang gratis semula sekitar Rp 400 triliun kini bisa dihemat separuhnya.

"Ya sekarang makan bergizi gratis bukan berarti rencana awal makan siang gratis itu tidak bergizi, cuma waktu makannya itu tidak dibatasi. Jadi ada dua kemungkinan, bisa diganti makan pagi untuk sarapan," kata Budiman mengutip detikcom, Jumat (24/5).

"Dan kedua, kita lagi menghitung. Waktu Pak Prabowo masih kampanye kan sekitar 400 triliun rupiah per tahun, kira-kira, gitu ya, tapi itu dengan asumsinya, asupan makanannya dari mana saja, bisa dari mana pun, begitu. Tapi setelah kita hitung, ada kemungkinan kita bisa memangkasnya sampai separuhnya," jelas dia.

Syaratnya, kata Budiman, program makan bergizi gratis mengutamakan produksi oleh masyarakat desa sekitar. Dengan begitu, kata dia, tak butuh ongkos distribusi yang besar untuk pembagian makan gratis kepada siswa-siswa di sekolah.

"Jika banyak kebutuhan bahan pokok untuk makan itu diproduksi sendiri oleh orang desa, dari tanah Indonesia, maka itu menghidupkan ekonomi desa sehingga kemudian tidak ada kebutuhan untuk mengeluarkan uang banyak untuk membeli barang-barang impor. Langsung belinya dari desa," ujarnya dilansir dari CNN Indonesia.

"Perlu distribusi ke wilayah-wilayah lain itu memakan biaya, tapi kalau kita menanam sendiri, berternak sendiri, maka rakyat kita kan, bahkan 80% kebutuhan program kebutuhan makan bergizi ini bisa dipenuhi oleh desa-desa di provinsi yang bersangkutan," sambungnya.

Lebih lanjut, Budiman mengatakan program itu bakal mendongkrak produktivitas di desa-desa.

Dia mengalkulasi akan ada pembukaan lahan sawah baru hingga 650 ribu hektare dan 50 ribu kandang ternak baru hingga 2029 saat program tersebut dilaksanakan secara penuh.

"Satu, hemat," tegasnya.

"Kedua, setelah kita proyeksikan itu kalau berskala penuh 82 juta orang di 2029 itu bisa membuat produktivitas yang tinggi dengan masing-masing desa itu ada 31 hektare lahan sawah baru, 650 ribu hektare lahan sawah baru untuk masuk program makan bergizi ini, kemudian sekitar 50 ribu kandang baru untuk berternak bagi pasokan daging," kata Budiman.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar