Tentara Israel Diduga Sengaja Targetkan Bombardir Relawan Kemanusiaan

Kamis, 04/04/2024 19:24 WIB
Cuplikan gambar saat pengungsi di Jalur Gaza dibombardir saat sedang antre makanan bantuan ((Aline MANOUKIAN / Israeli Army / AFP)

Cuplikan gambar saat pengungsi di Jalur Gaza dibombardir saat sedang antre makanan bantuan ((Aline MANOUKIAN / Israeli Army / AFP)

Jakarta, law-justice.co - Serangan udara pasukan militer Israel yang menewaskan tujuh relawan World Central Kitchen (WCK) di Jalur Gaza Palestina pada Senin (1/4) diduga dilakukan secara sengaja, bukan keliru seperti yang diklaim Zionis.

Hasil analisis gambar dan video yang dilakukan CNN setelah peristiwa menunjukkan bahwa beberapa serangan dilakukan secara tepat sasaran.

CNN melakukan geolokasi video dan citra dari tiga kendaraan relawan yang hancur. Setidaknya satu mobil di antaranya terlihat jelas memiliki logo WCK di atap.

Dari mobil-mobil tersebut, CNN melakukan geolokasi di beberapa titik seperti jalan Al Rashid serta area off-road tanah terbuka di dekatnya. Lokasi pertama berjarak sekitar 2,4 kilometer dari lokasi ketiga, yang menunjukkan bahwa ketiga kendaraan itu terkena serangan terpisah.

Mobil pertama, yang tampaknya rusak akibat kebakaran hebat, terlacak di jalan Al Rashid di luar Deir al-Balah. Mobil kedua, yang terbakar dan berlubang tepat di atap di bagian tanda WCK, terletak sekitar 800 meter di jalan yang sama.

Sebagai catatan, jalan Al Rashid adalah jalan yang diperuntukkan oleh otoritas Israel khusus untuk lalu lintas bantuan kemanusiaan.

Mobil ketiga sementara itu terdeteksi di lapangan terbuka 1,6 kilometer dari mobil kedua. Mobil ketiga ini bukan lapis baja sehingga mengalami kerusakan paling berat dibanding dua lainnya.

Lokasi ketiga mobil sendiri berjarak sekitar 12 kilometer dari dermaga yang baru-baru ini dibangun untuk WCK guna mengirimkan bantuan ke Gaza dengan perahu.

Dalam keterangannya pada Selasa (2/4), WCK menyebut tim mereka saat itu sedang melakukan perjalanan di "zona bebas konflik" dengan dua mobil lapis baja dan satu kendaraan tanpa lapis baja, usai menurunkan lebih dari 100 ton persediaan makanan di sebuah gudang di Deir al-Balah di pusat Gaza.

Serangan udara itu terjadi saat mereka sudah berkoordinasi dengan militer Israel mengenai pergerakan konvoi.

Tujuh relawan pun tewas imbas serangan Zionis. Mereka berasal dari beberapa negara seperti Australia, Polandia, Inggris, Palestina, hingga Amerika Serikat.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese hingga Presiden AS Joe Biden marah besar atas tewasnya warga mereka. Australia-AS tak terima dan mendesak Israel bertanggung jawab atas insiden keji tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengaku militernya telah "keliru" melancarkan serangan. Netanyahu memastikan akan menggelar penyelidikan secara menyeluruh.

Pakar senjata alat peledak, Chris Cobb-Smith, mengatakan kepada CNN bahwa serangan itu tampaknya dilakukan oleh pesawat tak berawak Israel.

Mantan perwira artileri Angkatan Darat Inggris sekaligus ahli amunisi itu menyebut kerusakan berat pada tiga kendaraan WCK konsisten dengan penggunaan "rudal yang ditembakkan oleh drone yang sangat akurat."

Dia lantas menambahkan bahwa "sulit dipercaya" insiden itu hanyalah sebuah kekeliruan.

Menurut Cobb-Smith, drone itu dioperasikan bersama dengan drone pengintai, yang artinya militer Israel mampu melihat dengan jelas citra mobil termasuk logo WCK di atap mobil.

"Ledakan terbatas" serta "kehancuran lokal yang cukup besar" seperti yang terlihat dalam foto dan video juga konsisten dengan serangan drone Israel.

Cobb-Smith kemudian mengatakan bahwa fragmen atau pecahan rudal diperlukan untuk secara definitif mengidentifikasi amunisi yang digunakan dalam serangan tersebut.

Koordinator riset di Armament Research Services (ARES), Patrick Senft, juga mengatakan kepada CNN bahwa tanpa fragmen amunisi, ia tidak bisa mengatakan apapun secara pasti.

"Namun kerusakan pada kendaraan tampaknya konsisten dengan amunisi berpemandu presisi dengan muatan ledakan kecil," ungkap Senft.

Sama dengan Cobb-Smith, Senft juga menyebut serangan itu "tampaknya konsisten dengan amunisi yang dikerahkan oleh pesawat nirawak."

Surat kabar Israel, Haaretz, sempat melaporkan pada Selasa bahwa "sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan tiga rudal satu demi satu" pada konvoi bantuan WCK ketika melaju menjauh dari gudang mereka.

Haaretz mengutip sumber-sumber pertahanan yang mengetahui rincian dari insiden tersebut.

Sumber-sumber itu mengatakan rudal-rudal diluncurkan dari pesawat tak berawak Hermes 450 "karena kecurigaan bahwa seorang teroris sedang bepergian dengan konvoi" di sebuah truk makanan.

Laporan Haaretz menambahkan bahwa meskipun pria yang dicurigai itu maupun truk yang dia tumpangi tidak meninggalkan gudang, "unit yang bertanggung jawab atas keamanan rute memerintahkan operator pesawat tak berawak untuk menyerang salah satu mobil dengan rudal."***

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar