Rocky Gerung Prediksi Jokowi-Prabowo Tak Lama Lagi Bersimpangan Jalan

Selasa, 02/04/2024 08:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyematkan pangkat jenderal kehormatan ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat Rapat Pimpinan TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). (Tim Media Prabowo via Kompas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyematkan pangkat jenderal kehormatan ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat Rapat Pimpinan TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). (Tim Media Prabowo via Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat Politik, Rocky Gerung memprediksi bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tidak lama lagi akan bersimpangan jalan atau berseberangan gara-gara dua program mereka.

Dia mengatakan, Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo akan berbeda pendapat atau bertengkar gara-gara program IKN dan makan siang gratis.

Kedua program prioritas nasional ini membutuhkan anggaran yang sangat besar yaitu sama-sama butuh dana Rp450 triliun.

Rocky Gerung mengatakan, pertengkaran Jokowi dengan Prabowo ini akan bermula dari keberlangsungan proyek IKN, dan munculnya program makan siang gratis dari presiden terpilih Prabowo.

Dua program nasional ini menyedot anggaran dari APBN dalam jumlah yang sangat besar.

Menurut Rocky Gerung, Presiden Jokowi akan tetap berusaha mendorong agar program IKN tetap berjalan.

Sementara pada sisi lain, Gerindra sebagai partai milik Prabowo akan menginginkan program makan siang gratis dapat terealisasikan.

"Artinya ada pertengkaran antara Jokowi dan Prabowo, dan tentunya pasti akan terjadi. Kenapa? Karena APBN itu batas dari ambisi politik," ujar Rocky Gerung di Kupang, NTT, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Gerung, saat ini, pendapatan pada APBN mencapai Rp 1.800 triliun, namun pengeluaran sudah mencapai Rp 2.800 triliun.

"Buat bikin IKN itu perlu uang Rp 450 triliun, buat makan siang gratis Rp 450 triliun, bayar utang Rp 400 triliun, bayar bunga utang Rp 500 triliun. Totalnya 1.800 triliun, sedangkan 20 persen dari total itu harus dipakai untuk pendidikan,” ujarnya.

“Jadi bayangkan bagaimana mungkin secara makro ekonomi, Prabowo bisa membuat negeri ini makmur kalau seluruh anggaran itu dipakai habis. Pendapatan kita cuma Rp 1.800 triliun, pengeluaran kita Rp 2.800 triliun," terang dia.

Rocky menilai dalam kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden nantinya, kemungkinan program IKN dan makan siang gratis tidak akan dapat berjalan bersamaan.

Dua program yang tak mungkin berjalan bersamaan ini lah ditengarai bisa membuat hubungan Jokowi dan Prabowo retak.

"Bagaimana caranya? Ya, ngutang. Jadi secara rasional, tidak mungkin IKN itu dilanjutkan dengan makan siang gratis," jelasnya.

Menurutnya, ketika kekuasaan seluruhnya sudah pindah dari tangan Jokowi ke Prabowo, maka seluruh keinginan Jokowi akan dibatalkan demi hukum besi politik.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar