Ini Dia Cara Terhindar Rugi Main Saham Gorengan

Jum'at, 29/03/2024 17:30 WIB
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Jakarta, law-justice.co - Saham gorengan adalah saham yang harganya mengalami peningkatan secara signifikan dalam waktu singkat padahal tidak ada suatu kejadian yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.

Saham gorengan juga dikenal dengan istilah saham pom-pom (pump and dump) yang merupakan aksi menaikkan saham setinggi mungkin, dengan memborong saham terlebih dahulu di harga bawah. Kemudian saham tersebut dipromosikan supaya ritel tertarik membelinya, sehingga pelaku bisa melakukan distribusi, yaitu menjual sebagian sahamnya di harga atas.

Jika sudah banyak ritel masuk, sisanya akan dijual sedikit demi sedikit sampai harga sahamnya jatuh kembali.

Disarikan dari artikel Makna “Goreng-Menggoreng Saham” dan Sanksinya, saham gorengan adalah saham yang pergerakan harganya di luar kewajaran atau juga lebih dikenal dengan istilah manipulasi pasar.

Saham gorengan ini sangat erat hubungannya dengan tindak pidana yang umumnya terjadi di pasar modal, yaitu penipuan (fraud), manipulasi pasar (market manipulation), dan perdagangan orang dalam (insider trading).

 

Kejahatan Pasar Modal dalam Saham “Gorengan”

Sebagaimana disebutkan di atas, saham “gorengan” erat dengan tindak pidana berikut ini:

 

1. Investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan transaksi terhadap suatu efek, sehingga informasi yang memuat keseluruhan fakta material tersebut wajib bisa diakses oleh khalayak umum.

Upaya Hukum Investor Saham “Gorengan” Melalui Disgorgement Fund

Salah satu bentuk upaya hukum investor dalam hal saham “gorengan” ialah dengan disgorgement fund sebagaimana diatur di dalam POJK 65/2020.  

Disgorgement atau pengembalian keuntungan tidak sah adalah perintah OJK untuk mengembalikan keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang dihindari secara tidak sah oleh pihak yang melakukan dan/atau yang menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Sedangkan disgorgement fund atau dana kompensasi kerugian investor adalah dana yang dihimpun dari pengenaan pengendalian keuntungan tidak sah dengan tujuan untuk diadministrasikan dan didistribusikan kepada investor yang dirugikan dan memenuhi syarat untuk mengajukan klaim.

Pengembalian keuntungan tidak sah ini ditujukan agar pihak yang melakukan pelanggaran tidak dapat menikmati keuntungan yang diperolehnya secara tidak sah, selanjutnya dana yang dihimpun dari pengenaan pengembalian keuntungan tidak sah dapat digunakan untuk memberikan kompensasi kerugian kepada korban pelanggaran investasi seperti saham “gorengan”.

Setelah ada keputusan dana keuntungan itu tidak sah, selanjutnya dana yang dihimpun dari pengenaan pengembalian keuntungan tidak sah dapat digunakan untuk memberikan kompensasi kerugian kepada korban pelanggaran investasi seperti saham “gorengan”.

Pada tahap awal, investor dapat melakukan pengaduan ke OJK melalui Form Pengaduan OJK dan akan dilakukan verifikasi pengaduan oleh OJK. Hal ini sesuai dengan Pasal 29 UU OJK yang mengatur tentang pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi penyiapan perangkat yang memadai untuk menangani pengaduan, membuat mekanisme pengaduan, serta berperan sebagai fasilitator dalam penyelesaian pengaduan.

Selanjutnya, OJK menetapkan pengenaan pengembalian keuntungan tidak sah melalui perintah tertulis dan pengenaannya akan diumumkan melalui situs OJK dan/atau media massa.

Secara teknis, prosedur pengembalian diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 12 POJK 65/2020. Namun, total kompensasi yang diterima oleh investor tidak akan lengkap karena disgorgement fund dalam POJK 65/2020 bertujuan untuk mengembalikan keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang dihindari secara tidak sah oleh pihak yang terlibat dalam pelanggaran terhadap regulasi di pasar modal.

Investor yang menderita kerugian wajib mengajukan klaim dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh administrator melalui situs web untuk disgorgement fund.

Apabila klaim investor untuk memperoleh disgorgement fund diajukan melebihi batas waktu yang ditentukan, hak kompensasi bagi investor yang mengalami kerugian akan gugur dan upaya klaim dianggap tidak berhasil.

Setelah investor melakukan klaim, maka administrator harus melakukan verifikasi klaim investor maksimal 30 hari setelah berakhirnya periode pengajuan klaim oleh investor

Pendistribusian disgorgement fund dilakukan dengan ketentuan:

Adanya jumlah disgorgement fund yang dihimpun lebih dari jumlah klaim, pendistribusian disgorgement fund dilakukan sesuai dengan jumlah klaim yang diajukan masing-masing investor;

Jumlah disgorgement fund yang dihimpun lebih kecil dari jumlah klaim, distribusi disgorgement fund dilakukan secara proporsional.

Dalam hal pihak yang dikenakan disgorgement tidak melakukan pembayaran seluruh jumlah disgorgement, OJK dapat melakukan tindakan:

memproses lebih lanjut ke tahap penyidikan berdasarkan UU OJK;

- Mengajukan gugatan perdata; dan/atau

- Mengajukan permohonan pernyataan pailit.

 

Selain upaya di atas, investor juga dapat mengajukan gugatan perdata baik secara sendiri atau bersama-sama atas kerugian yang dideritanya.

Tips Terhindar dari Saham Gorengan

1.Kesadaran investor. Sebagai investor harus betul-betul memahami aset saham apa yang ia beli dengan cara menganalisa laporan keuangan maupun prospektus dari saham perusahaan yang akan dibeli.

2.Lakukan riset mendalam. Selalu lakukan riset menyeluruh tentang perusahaan sebelum Anda berinvestasi. Tinjau laporan keuangan, kinerja historis, prospek masa depan, dan posisi kompetitif perusahaan.

3.Waspada terhadap janji keuntungan besar (return). Saat sebuah saham menawarkan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, tentu harus waspada. Investasi yang baik biasanya menghasilkan keuntungan secara bertahap dan tidak terlalu cepat.

4.Memeriksa berita dan informasi terpercaya. Selalu berupaya untuk mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya. Hindari bergantung pada rumor atau berita yang tidak terverifikasi.

5.Memahami industri. Mempelajari industri di mana perusahaan beroperasi. Kewajiban memahami tren, risiko, dan potensi pertumbuhan dalam industri tersebut.

 

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar