Respons Golkar soal Isu Gibran Jadi Calon Ketua Umum dalam Munas 2024

Minggu, 17/03/2024 15:06 WIB
Tiga calon wakil presiden (cawapres) yang berkontestasi dalam Pilpres 2024 beradu gagasan dalam debat yang digelar di Jakarta, Jumat (22/12) malam. Debat Pilpres 2024 seri kedua mempertemukan tiga cawapres, yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Gibran mendominasi dengan total 114,405 percakapan, 9,694 di media online dan 104,711 di Twitter. Robinsar Nainggolan

Tiga calon wakil presiden (cawapres) yang berkontestasi dalam Pilpres 2024 beradu gagasan dalam debat yang digelar di Jakarta, Jumat (22/12) malam. Debat Pilpres 2024 seri kedua mempertemukan tiga cawapres, yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Gibran mendominasi dengan total 114,405 percakapan, 9,694 di media online dan 104,711 di Twitter. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Dave Laksono turut buka suara untuk merespons wacana pencalonan Putra Sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di bursa ketua umum Golkar pada musyawarah nasional (munas) pada Desember 2024.

“Belum ada Munas tuh. Perasaan ini tidak ada pembahasan apa pun yang mengarah ke Munas,” kata dia, Sabtu, 16 Maret 2024.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 itu merespons pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, yang menyebut Gibran berpeluang menjadi ketua umum Golkar periode 2025-2030.

Dave tidak mempersoalkan pendapat Qodari soal Gibran berpeluang menjadi ketua umum Golkar. Hanya, menurutnya, sejauh ini belum ada pembahasan mengenai munas Partai Golkar, apalagi hingga pembahasan perihal nama-nama calon ketua umum.

Dia menambahkan persoalan pembahasan siapa saja calon ketua umum Golkar, sebaiknya dibahas sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, yakni pada Desember 2024. Menurut dia, saat ini Golkar masih berfokus pada hasil pemilu, pelantikan presiden dan wakil presiden, hingga pilkada serentak 2024.

“Sesuai jadwal, munas akan diselenggarakan pada Desember ini, setelah selesai jadwal pelantikan presiden, kabinet, dan pilkada,” kata dia menegaskan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan partainya sangat terbuka menerima siapa pun, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, sebagai kader partai.

Menurut dia, Golkar adalah partai politik terbuka bagi siapa pun. Bahkan partai berlambang pohon beringin ini memiliki program baru dalam merekrut kader partai.

“Kami punya program panca sukses, salah satunya adalah sukses inovasi kaderisasi dan keanggotaan. Kebetulan saya yang bertanggung jawab, jadi kami membuat database dengan aplikasi yang ada pada data kami untuk merekrut kader-kader baru, siapa pun boleh masuk, entah dia pemulung, entah pengusaha bisa masuk, sangat senang kami," kata Lodewijk di Nusa Dua, Bali Jumat, 15 Maret 2024.

Dia mengatakan bergabungnya tokoh-tokoh penting seperti Jokowi dan Gibran sangat menguntungkan bagi Golkar. Hal ini dinilai akan sangat membantu program-program inovasi Golkar.

"Bayangkan, kalau ada presiden mau masuk atau calon presiden mau masuk tentunya akan sangat membantu Partai Golkar. Kalau kita bicara ada tambahan minimal catatan di situ, satu kader baru Partai Golkar karena programnya inovasi kaderisasi keanggotaan siapa pun kita, sebagai partai terbuka bisa masuk," katanya.

Namun Lodewijk belum bisa memastikan apakah nantinya Jokowi dan Gibran akan langsung mendapatkan posisi penting jika bergabung dengan Golkar. Sebab, Golkar memiliki aturan baku bagi setiap kader untuk menduduki posisi-posisi tertentu di kepengurusan partai.

Lodewijk juga tidak mempersoalkan pihak yang melempar isu Jokowi maupun Gibran berpeluang menjadi ketua umum Golkar.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar