Lima Orang Tewas Termasuk Staf

Biadab! Israel Bombardir Gudang Makanan UNRWA di Gaza

Kamis, 14/03/2024 17:20 WIB
Ilustrasi. Truk bantuan kemanusian di Jalur Gaza. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)

Ilustrasi. Truk bantuan kemanusian di Jalur Gaza. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)

Jakarta, law-justice.co - Militer Israel menyerang gudang makanan milik badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza Palestina di tengah krisis kemanusiaan yang makin parah. Lima orang tewas buntut serangan tersebut. Salah satu korban tewas merupakan staf UNRWA.

Israel menyatakan serangan itu menewaskan Mohammad Abu Hasna, anggota Hamas yang disebut memberikan informasi intelijen terkait posisi pasukan Zionis.

Abu Hasna juga disebut "terlibat dalam mengambil kendali bantuan kemanusiaan dan mendistribusikannya kepada Hamas."

Dalam pernyataan, Hamas mengakui Abu Hasna sebagai anggota mereka. Ia disebut bertugas sebagai anggota kepolisian.

Hamas lantas mengecam pembunuhan Abu Hasna dan menuding Israel sengaja menyerang gudang UNRWA dengan maksud mengganggu distribusi bantuan warga Gaza.

Selain Abu Hasna, Hamas juga menyebut salah darurat untuk Rafah, Nidal al-Sheikh Eid.

UNRWA sementara itu menyatakan satu dari lma korban tewas ialah staf mereka. UNRWA juga menyebut 22 orang terluka buntut serangan itu.

"Serangan hari ini terhadap salah satu dari sejumlah kecil pusat distribusi UNRWA yang masih bertahan di Jalur Gaza terjadi ketika pasokan makanan hampir habis, kelaparan meluas, dan di beberapa area, berubah menjadi krisis kelaparan," kata kepala UNRWA, Philippe Lazzarini seperti dikutip Reuters, Kamis 14 Maret 2024.

Hamas juga sejauh ini membantah pihaknya mengambil kendali atas distribusi bantuan makanan. Sebaliknya, Hamas menuduh Israel menggunakan situasi kelaparan untuk menekan populasi Palestina.

Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya bertekad untuk mengganti UNRWA dengan agensi lain tanpa mengganggu proses pengiriman bantuan.

Agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 31 ribu warga Palestina. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.

Agresi yang sudah berlangsung selama lima bulan ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah di Gaza. Rakyat Palestina tak mendapat makanan, air bersih, hingga akses terhadap obat-obatan.

Mereka juga mulai terkena penyakit menular seiring dengan kondisi permukiman yang tak manusiawi.***

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar