Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Polisi Akan Periksa Sekretaris Rektor UP Nonaktif

Selasa, 05/03/2024 16:18 WIB
Pelecehan Seksual, Besok Polisi Periksa Rektor Universitas Pancasila. (univpancasila.ac.id).

Pelecehan Seksual, Besok Polisi Periksa Rektor Universitas Pancasila. (univpancasila.ac.id).

Jakarta, law-justice.co - Polisi masih menyelidiki kasus dugaan pelecehan dengan terlapor rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Edie Toet Hendratno. Pihak kepolisian akan memeriksa sekretaris Edie Toet.

"Ke depan akan dilakukan pemeriksaan terhadap sekretaris dari terlapor," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Selasa 5 Maret 2024.

Dalam kasus ini, Edie Toet dilaporkan dua orang terkait dugaan pelecehan. Pertama, korban wanita RZ yang melaporkan Edie Toet ke Polda Metro Jaya. Laporan kedua dibuat DF di Bareskrim Polri, tapi kini laporan tersebut sudah diambil alih Polda Metro Jaya.

Total sebanyak 15 saksi sudah menjalani pemeriksaan dalam kasus tersebut. Ade mengatakan kedua korban yang membuat laporan dugaan pelecehan juga telah diperiksa polisi.

"Laporan saudari RZ ada 9 saksi diperiksa. Pelapor atau korban, kemudian 7 saksi ditambah terlapor. Kemudian untuk yang laporan DF, itu total ada 6 yang dilakukan pemeriksaan, pelapor atau korban, terlapor, dan 4 saksi," ungkapnya.

Lebih lanjut Ade Ary menambahkan pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penanganan kasus yang ada. Kedua korban segera dilakukan pemeriksaan psikologis dan psikiatrikum.

"Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak itu pemeriksaan psikologis kemudian ke dokter Polri itu untuk pemeriksaan psikiatrikum," ungkapnya melansir dari Detik.

Sebelumnya, kuasa hukum RZ, Amanda Manthovani, mengatakan dugaan pelecehan seksual terjadi pada Februari 2023. Dugaan pelecehan terjadi di ruangan kerja terlapor.

"Pada Februari 2023, terlapor memanggil korban ke ruangan dalam rangka pekerjaan," kata Amanda kepada wartawan, Jumat 23 Februari 2024.

Dia menjelaskan saat itu korban mendatangi ruangan terlapor. Namun secara tiba-tiba korban dicium terlapor di bagian pipi.

Sementara itu, pengacara Edie, Faizal Hafied, menuding pelaporan itu politis. Dia mengatakan laporan dibuat saat momen pemilihan rektor baru.

"Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan Maret ini, ada pelaporan pelaporan sehingga mendiskreditkan klien kami sehingga ini merupakan juga pembunuhan karakter bagi klien kami yang seharusnya klien kami dengan prestasinya masih bisa melanjutkan untuk proses selanjutnya," kata Faizal.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar