Guyon soal Sengketa Tak Usah ke MK, Gus Baha: Cukup Dijadikan Menteri

Selasa, 05/03/2024 13:55 WIB
Soal Habib Rizieq, Gus Baha: Dia Keturunan Rasul, Pasti Baik! (minews).

Soal Habib Rizieq, Gus Baha: Dia Keturunan Rasul, Pasti Baik! (minews).

Jakarta, law-justice.co - Ulama Kharismatik Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menegaskan bahwa tidak semua perselisihan atau sengketa harus diselesaikan lewat jalur hukum entah pengadilan maupun Mahkamah Konstitusi (MK).

Kemudian dia berkelakar soal permasalahan yang tak melulu harus diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi (MK), melainkan bisa juga dengan cara `dijadikan menteri`.

Pernyataan Gus Baha itu disampaikan dalam acara Dialog Kebangsaan `Merawat Ukhuwah Kebangsaan Menjaga Persatuan Indonesia` di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/3).

"Ini juga yang dilupakan, setiap ada masalah itu dikasuskan di pengadilan. Padahal, ini ya andaikan saya dalam posisi pengamat politik, mungkin cerita, padahal bisa diselesaikan, (dengan cara) dijadikan menteri, tapi itu ndak, ndak itu ndak wilayah saya," canda Gus Baha yang dikutip dari siaran via saluran Youtube Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Andaikan saya (pengamat) politik, mungkin contohnya enggak usah di MK lah, (tapi) di-menterikan, andaikan saya politikus. Tapi ndak lah, itu ndak wilayah saya," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Gus Baha menyinggung Surat An-Nisa` Ayat 114 pada tafsir Kitab Al Qurthubi bahwa etiap masalah seyogyanya dikembalikan kepada pihak yang bersengketa.

"Sistem di pengadilan Indonesia, misalnya ada orang sengketa kadang-kadang dilaporkan ke polisi itu (disarankan) silakan selesaikan secara kekeluargaan," ucapnya.

"Jadi kalau ada orang yang sengketa, silakan kembalikan ke yang sengketa. Kata Sayiddina Umar, jangan-jangan mereka punya solusi kekeluargaan. Karena kalau diputuskan di pengadilan itu bisa yurisud dogho`in, bisa melahirkan dendam, hasut, dengki, tapi kalau diselesaikan dengan logika mereka sendiri, dengan kearifan mereka sendiri maka itu lebih baik," lanjut dia yang juga Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Gus Baha menambahkan, kebaikan Islam mengajarkan tentang hubungan baik sesama manusia. Bukan cuma antarumat muslim, namun juga dengan para nonmuslim.

"La khoiro fi katsirin min najwahum. Diskusi apapun tidak baik, kecuali diskusi-diskusi yang menyuruh kebaikan, menyuruh sedekah al ishlah baina al-nas atau diskusi yang menjadikan kita baik-baik saja, hubungan kenegaraan, hubungan kebangsaan, hubungan kemanusiaan baik-baik saja," kata Gus Baha.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar