Jadi Caleg DPR RI,

Tersangka Pembunuhan `Cinta Segitiga`, Partai Garuda Pecat Devara

Senin, 04/03/2024 12:06 WIB

law-justice.co - Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda, Teddy Gusnaidi menyatakan bahwa pihaknya secara resmi telah memecat Devara Putri usai menjadi tersangka pembunuhan terhadap Indriana Dewi Eka Saputri (24).

Sebagai informasi, Devara Putri berstatus sebagai caleg DPR pada Pemilu 2024 yang bertarung di Daerah Pemilihan Jawa Barat IX.

Pembunuhan tersebut diduga berlatar motif hubungan cinta segitiga antara korban dan para pelaku.

"Kebetulan menjadi caleg kita. Tentu secara aturan Partai, beliau tidak lagi menjadi anggota Partai Garuda. Iya [dipecat] tentu saja," katanya seperti melansir cnnindonesia.com, Senin (4/4).

Teddy mengatakan sikap keji Devara itu merupakan tindakannya pribadinya. Ia menegaskan Partai Garuda tak memiliki kaitan atas peristiwa tersebut.

"Tindak pidana seseorang tidak ada kaitannya dengan keanggotaan seseorang di Partai politik. Karena tindakan itu tidak merepresentasikan kebijakan dan program partai politik," ujarnya.

Sebelumnya Devara Putri dan Didot Alfiansyah (DA) yang merupakan sepasang kekasih menyewa pembunuh bayaran Muhammad Reza (MR) untuk mengeksekusi Indriana Dewi Eka Saputri.

Indriana dibunuh di Jalan Bukit Pelangi, Babakanmadang, pada Rabu (20/2) lalu.

Jasad korban ditemukan terbungkus selimut di pinggir jurang, tepatnya di belakang Tugu Patung Gajah di Dusun Cilengkong RT 17 RW 9, Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, pada Minggu (25/2).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan menjelaskan para pelaku sempat membawa jasad korban selama 4 hari berkeliling kota. Mereka berkeliling untuk mencari tempat membuang mayat Indriana.

Mobil sempat mogok

Saat di Kuningan, kata Surawan, mobil mereka sempat mogok. Mereka kemudian menyewa towing membawa mobil tersebut ke Banjar.

"Di Kuningan mobilnya sempat mogok, sehingga kemudian di-towing sampai Banjar dan mobil ditaruh di sana di bengkel," ujarnya.

Menurut Surawan, untuk menutupi kecurigaan, para pelaku mendudukkan korban di jok belakang mobil. Wajah korban ditutup dengan masker.

"Selama di mobil korban didudukkan di jok belakang ditutup dengan masker, kemudian seolah-olah dia tidur. Di tengah jalan korban didudukkan di jok belakang karena jok belakang bisa dihidupkan. Ketika di-towing mayat juga ada di dalam mobil," katanya.

Surawan mengungkap alasan para tersangka memilih Bogor sebagai tempat eksekusi. Para tersangka menghindari CCTV agar jejaknya tidak terendus.

"Mereka sengaja menghindari CCTV dan sebagainya. Jadi cari tempat aman di sini (Bogor) untuk melakukan pembunuhan," katanya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar