Program Makan Siang Gratis Diprediksi Berujung pada Utang Luar Negeri

Selasa, 20/02/2024 07:42 WIB
Prabowo-Gibran yang kini unggul di hasil hitung cepat Pilpres 2024 memiliki banyak janji jika menang. (REUTERS/KIM KYUNG-HOON). /

Prabowo-Gibran yang kini unggul di hasil hitung cepat Pilpres 2024 memiliki banyak janji jika menang. (REUTERS/KIM KYUNG-HOON). /

Jakarta, law-justice.co - Pakar Ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet ikut buka suara merespons soal rencana pemangkasan subsidi BBM untuk mendanai program makan siang gratis.

Sebagai informasi, program tersebut dijanjikan oleh Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang kini unggul dalam hitung cepat (quick count) Pilpres 2024.

Yusuf menilai pendanaan utama dari pajak dalam waktu dekat belum mampu mendanai program makan siang gratis yang diperkirakan membutuhkan Rp 400 triliun. Sedangkan rencana pemangkasan anggaran subsidi BBM akan mendorong kenaikan inflasi.

"Akhirnya, pembiayaan dari utang masih jadi alternatif utama di luar realokasi anggara yang disebutkan di atas," katanya seperti melansir tempo.co beberapa waktu lalu.

Hasilnya menurut dia, potensi pemerintah menambah utang cukup besar. Sehingga dalam waktu dekat, ia memperkirakan rasio utang belum mampu ditekan sampai 30 persen terhadap produk domestik bruto atau (PDB).

Sedangkan pemangkasan anggaran BBM, ujar Yusuf, dapat memicu kenaikan inflasi seperti yang terjadi pada 2022 lalu.

Pada kuater empat 2022, inflasi meningkat hingga 5,95 persen secara tahunan. Musababnya, harga BBM mempunyai proporsi basket yang cukup besar dalam perhitungan inflasi.

Sebelumnya, kabar pemangkasan subsidi BBM untuk mendanai program makan siang gratis diungkapkan oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soekarno ketika diwawancara Bloomberg TV pada Kamis, 15 Februari 2024.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan anggaran subsidi solar dan LPG 3 kilogram sebesar Rp 350 triliun lebih dimanfaatkan masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi. Karena itu, dia menilai alokasi subsidi BBM tidak tepat sasaran sehingga akan ada rencana pemotongan anggaran untuk program makan siang gratis.

Tetapi belakangan, Eddy membantah rencana pemangkasan subsidi BBM tersebut. Menurut dia, pernyataannya telah dikutip secara tidak akurat. Namun, ia tak menampik bahwa Prabowo-Gibran akan mengevaluasi pemberian subsidi energi.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar