Petugas PPSU Ancol Mogok Kerja Usai Dihina Miskin oleh Lurah

Senin, 19/02/2024 18:10 WIB
Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan perawatan jalur Bus Trans Jakarta di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Kamis (5/3). Robinsar Nainggolan

Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan perawatan jalur Bus Trans Jakarta di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Kamis (5/3). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Puluhan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, mogok kerja karena merasa dihina miskin oleh Lurah Ancol Saud M Manik.

Salah satu PPSU, Yanto menjelaskan Saud beberapa kali melontarkan kata miskin kepada para petugas PPSU.

"Pak Lurah selalu setiap apel maupun ada kegiatan apa, itu kalau dia lagi enggak mood, orang miskin yang disebut, PPSU itu orang miskin," jelas Yanto saat dihubungi, Senin 19 Februari 2024.

Selain itu, Yanto menyebut para PPSU juga mempermasalahkan tindakan lurah yang memecat salah satu petugas PPSU secara sepihak.

"Dia udah pecat orang secara sepihak, orang sakit, cara memecatnya itu seperti menginterogasi maling," ungkapnya.

Ia meminta Saud minimal untuk meminta maaf atas tindakan tersebut. Yanto mengatakan PPSU bakal terus mogok kerja jika Saud tidak meminta maaf.

"Tuntutannya harus dia paling enggak minta maaf," jelas Yanto.

Terpisah, Lurah Ancol, Saud M Manik mengklaim tidak pernah melontarkan hinaan miskin kepada petugas PPSU.

"Itu adalah bahasa saya di saat pembinaan, artinya dikumpulkan mereka semua, kemudin saya bina, di dalam pembinaan saya mengatakan bagi PPSU yang merokok, agar jangan merokok lagi, lebih baik uangnya ditabung daripda dibakar bakar, nanti miskin," ungkap Saud.

Saud juga mengklaim Sekretaris Kelurahan Ancol, Khenny Hutagaol juga tidak pernah menghina para petugas PPSU. Menurutnya, perkataan Khenny kepada PPSU sebelumnya dalam konteks bercanda.

"Bukan menghina, itu kalimatnya begini. Di saat itu kan ada antrean pembagian kupon untuk PPSU, yang menebus pangan murah, kalau menebus pangan murah kan wajib membayar Rp100 ribu," ungkapnya.

"Pada saat dikumpulkan ternyata mereka ini enggak punya uang, jadi datang Pak Sekkel (bilang) `mana bayar ini`, dijawab `enggak ada pak`. `Miskin amat, ya sudah pinjam ya. Begitu, jadi bukan menghina, hanya bercanda, guyonan," katanya menambahkan.

Saud mengaku siap jika harus duduk bersama PPSU membicarakan masalah tersebut. Ia mengaku menunggu para PPSU datang ke kantor kelurahan.

"Sebagai lurah, saya kan kepala kantor. bagaimanapun saya selalu melakukan yang terbaik, yang sesuai dengan peraturan, aturan. Enggak mungkin saya memusuhi PPSU saya," katanya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar