KCI Sebut KRL Impor dari China Sudah Penuhi Spesifikasi Teknis

Jum'at, 02/02/2024 17:07 WIB
Tarif KRL Commuter Line pada tahun 2023 menjadi Rp 5.000 per 25 kilometer pertama dan untuk tarif lanjutan 10 kilometer berikutnya tetap Rp 1.000. Tarif untuk 25 kilometer pertama akan dinaikkan menjadi Rp 5.000. Robinsar Nainggolan

Tarif KRL Commuter Line pada tahun 2023 menjadi Rp 5.000 per 25 kilometer pertama dan untuk tarif lanjutan 10 kilometer berikutnya tetap Rp 1.000. Tarif untuk 25 kilometer pertama akan dinaikkan menjadi Rp 5.000. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter memastikan tiga rangkaian kereta (trainset) KRL yang dipesan dari China memenuhi spesifikasi teknis yang sesuai untuk dapat dioperasikan di Indonesia.

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan dalam proses pengadaan KRL ini, KAI Commuter melalui tahapan-tahapan dan pembahasan teknis yang panjang, dan mengikuti prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Anne Purba juga menjelaskan, trainset KRL yang dipesan KAI Commuter, yaitu seri KCI-SFC120-V, sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

KAI Commuter harus memenuhi persyaratan dengan mengajukan terlebih dahulu ke Ditjen Perkeretaapian.

“Proses ini dilakukan untuk memastikan semua spesifikasi teknis telah memenuhi syarat sesuai dengan prasarana perkeretaapian yang ada di Indonesia. Seluruh proses ini juga berlaku untuk semua pengadaan sarana KRL di KAI Commuter,” ujar Anne dalam siaran pers, Jumat 2 Februari 2024.

Anne Purba juga bilang pada proses pengadaan ini, KAI Commuter juga harus memastikan ketepatan waktu pengiriman agar pengguna KRL Jabodetabek dapat terlayani dengan baik.

Menurut Anne Purba, hal ini juga menjadi poin penting dalam pemenuhan sarana KRL khususnya di Jabodetabek. Hal tersebut karena KAI Commuter harus memastikan ketersediaan sarana karena proses peremajaan terus dilakukan.

Adapun, dalam proses persiapan teknis, KAI Commuter juga telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana KRL. Anne mengatakan, KAI Commuter menerima proposal resmi dari produsen KRL Jepang, J-TREC pada Oktober 2023.

Namun, dalam prosesnya, J-TREC menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya. Selain J-TREC Jepang, KAI Commuter juga melakukan komunikasi ke beberapa manufaktur kereta asal Korea Selatan, yakni Wojin dan Dawonsys. Kemudian, perusahaan juga menjalin komunikasi dengan produsen trainset Kereta Cepat WHOOSH, yaitu CRRC Cifang Qingdao asal China.

“Setelah menerima proposal dari keempat pihak tersebut, dari hasil pembahasan proses pengadaan Sarana KRL, CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya,” kata Anne.

Anne melanjutkan, dari sisi reputasi dan rekam jejak, CRRC Sifang sudah bekerja sama dengan 28 negara di dunia dalam menyediakan sarana commuter EMU dengan berbagai kondisi di negara masing-masing pengimpornya. Pertimbangan ini juga yang memperkuat KAI Commuter untuk bekerjasama dengan CRRC Sifang.

Dalam kerjasama ini KAI Commuter dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer knowledge untuk penanganan operasional ke depan.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar