Mahfud MD : Beda Baca Data dengan Menteri LHK

Selasa, 23/01/2024 17:35 WIB
Calon wakil Presiden Mahfud MD janjikan internet gratis dan cepat (Dok.Tangkapan Layar Youtube KPU)

Calon wakil Presiden Mahfud MD janjikan internet gratis dan cepat (Dok.Tangkapan Layar Youtube KPU)

Jakarta, law-justice.co - Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD merespon Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar yang membantah soal angka deforestasi di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektar dalam 10 tahun terakhir.

Mahfud MD menyatakan tak ada kesalahan terkait data yang ia sampaikan. Hanya saja, terdapat perbedaan antara dirinya dengan Siti Nurbaya dalam membaca data deforestasi.

"Memang betul bukan kesalahan. Perbedaan membaca data," kata Mahfud di Jalan Teuku Umar nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 23 Januari 2024.

Mahfud MD menjelaskan Siti Nurbaya merujuk pada data Deforestasi Netto. Data itu ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara Mahfud merujuk pada data Global Forest Watch.

"Global Forest Watch itu memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedangkan Deforestasi Netto itu merupakan deforestasi bruto dikurangi reforestasi. Sehingga sisanya seperti yang dikatakan oleh Bu Siti Nurbaya," jelas Mahfud MD

Mahfud menyebut dua cara membaca data ini sama benarnya, baik Deforestasi Netto maupun Global Forest Watch.

"Saya pakai yang Global Forest Watch itu dan tidak ada yang salah. Sama-sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto atau netto. Saya pakai Global Forest Watch itu yang memotret itu setiap tahun. Ini rusaknya, rusaknya dalam 10 tahun, nih segini loh rusaknya," ungkap Mahfud MD.

Siti Nurbaya Bakar sebelumnya membantah data yang disampaikan Mahfud MD soal angka deforestasi di Indonesia mencapai 12,5 juta hektar dalam 10 tahun terakhir.

Data itu disampaikan Mahfud dalam debat Pilpres keempat pada Minggu 21 Januari 2024 malam. Dia menyebut angka deforestasi tersebut 23 kali luas Pulau Madura.

"Saya harus mengatakan bahwa data itu salah, saya bisa kasih tahu data yang sebenarnya," kata Siti Nurbaya seperti dikutip dari Detik.com, Senin 22 Januari 2024.

Politikus Partai NasDem itu menjelaskan sejak 2013, atau dalam 10 tahun terakhir, angka deforestasi atau penebangan hutan memiliki angka yang beragam. Angka tertinggi deforestasi terjadi pada 2015 mencapai 1,09 juta hektar akibat adanya El Nino besar.

Siti Nurbaya merinci, pada 2013 angka deforestasi di Indonesia mencapai 730 ribu hektar. Angkanya naik dua tahun kemudian menjadi 1,09 juta hektar pada 2015. Menurut Nurbaya, kenaikan itu karena disebabkan El Nino.

Lalu pada 2016, angkanya turun menjadi 630 ribu, dan pada 2017 kembali turun menjadi 480 ribu hektar. Pada 2018 440 ribu hektar.

Kemudian pada 2019, karena El Nino, Siti Nurbaya menyebut deforestasi menjadi 460 ribu hektar. Dan pada 2022, menjadi hanya 104 ribu hektar. Dia mengatakan angka deforestasi pada 2022 menjadi terendah sejak 20 tahun terakhir.

"Bagaimana bisa jumlahnya 10 tahun 12 juta. Saya ingin kasih tahu, dan sebetulnya di 2022 itu angkanya kira-kira 104 ribuan hektar. Itu angka terendah sejak 2003, 20 tahun jadinya," pungkasnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar