Kedelai Makin Langka, Begini Kabar Terbaru dari Bos Badan Pangan

Jum'at, 29/12/2023 15:20 WIB
Kedelai meroket (Tribun)

Kedelai meroket (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi merespons keluhan para perajin tahu dan tempe soal kedelai yang semakin langka. Menurutnya, hal itu terjadi akibat gangguan pengapalan (shipment).

"Ada keterlambatan shipment. Tapi akhir Desember (2023) dan Januari (2024) ini masuk," kata Arief dialsnir dari CNBC Indonesia, dikutip Jumat 29 Desember 2023.

"Saya nggak bisa pastikan (volume). Tapi Desember-Januari ini bisa masuk," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga tak menampik soal rencana masuknya kedelai impor ke RI dalam waktu dekat.

"Lebih dari 200.000 ton (volume kedelai impor yang akan masuk akhir Desember 2023-Januari 2024)," kata Hidayatullah.

Seperti diketahui, perajin tahu dan tempe mengeluh kesulitan mendapat kedelai. Bahkan hanya bisa membeli 50-70% kebutuhannya dari importir.

Sistem pembelian yang terbatas ini diakui sudah mulai terasa sejak awal bulan Desember ini. Dan semakin parah hingga jadi langka.

Bahkan, Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe Indonesia (Gapkoptindo) mencatat, kedelai di 6 wilayah di Indonesia sudah tak ada. Akibatnya, sekitar 30.000-an perajin tahu dan tempe di Tanah Air kini menghentikan produksinya.

"Sejak awal Desember sudah mulai terasa. Sekarang, kalau mau beli ke importir dibatasi. Misalnya mau beli 50 kg, cuma dapat 50-70 persennya. Sekarang sudah ada daerah yang sama sekali tak ada kedelainya. Perajin tahu dan tempe sudah berhenti produksi, setidaknya saat ini ada sekitar 30 ribuan perajin dari total 150.000-an perajin tahu dan tempe," kata " kata Ketua Umum Gapkoptindo Aip Syarifuddin kepada CNBC Indonesia, Kamis 28 Desember 2023.

"Dari laporan anggota, kedelai di 6 provinsi sudah tidak ada. Bengkulu, Jawa Tengah, Lampung, DI Yogyakarta, Banten, dan wilayah Jabodetabek. Tidak ada lagi kedelai. Di Bali tinggal sedikit, sudah langka," ujarnya.

Dia mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Tapi belum ada jawaban. Saat zoom meeting dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) pun kami tak mendapat jawaban jelas," katanya.

"Jadi mohon maaf kalau minggu depan tidak ada tahu dan tempe. Bukan perajin mogok produksi tapi kedelai swasta susah didapat alias kosong," tukasnya.

Sementara itu, Hidayatullah mengatakan, kelangkaan kedelai di dalam negeri diduga sebagai efek domino serangan militan Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal-kapal komersial yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dan Terusan Suez.

"Mohon maaf Akindo tidak tahu persis kondisi di lapangan," ujarnya, Kamis 28 Desember 2023.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar