Pekan Ini, Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lemah di Asia

Sabtu, 21/10/2023 12:08 WIB
Nilai tukar rupiah merosot (bisnis)

Nilai tukar rupiah merosot (bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Nilai tukar rupiah melempem di pekan ini. Kurs rupiah berada di atas level Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kekhawatiran di pasar keuangan global telah membenamkan posisi sebagian besar mata uang termasuk rupiah.

Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level harga Rp 15.856 per dolar AS pada Jumat 20 Oktober 2023. Rupiah Jisdor terkoreksi 0,93% dalam sepekan dan secara harian melemah 0,11%.

Pelemahan rupiah Jisdor BI sejalan dengan rupiah spot yang ditutup pada harga Rp 15.873 per dolar AS di Jumat ini 20 Oktober 2023. Dalam sepekan, rupiah spot telah melemah 1,21% dan turun 0,36% secara harian di hadapan dolar AS.

"Sepanjang pekan, rupiah menjadi mata uang paling lemah di Asia dengan pelemahan 1,21% terhadap dolar AS, akibat sentimen Fed serta ketegangan geopolitik," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Jumat 20 Oktober 2023.

Josua mengatakan, rupiah di akhir pekan ini masih bergerak melemah di tengah sentimen risk-on yang terjadi di pasar Asia. Kawasan Asia cenderung positif menyusul pernyataan Jerome Powell Kamis malam 19 Oktober 2023, serta diikuti oleh keputusan PBOC untuk melakukan injeksi ke pasar sebagai upaya mendorong stimulus ekonomi.

Oleh karena itu, Josua menilai, pelemahan Rupiah kemungkinan disebabkan oleh tren kenaikan harga minyak global akibat ketegangan politik Timur Tengah yang meningkat.

Pengamat Mata Uang Lukman Leong melihat pelemahan rupiah terhadap dolar AS pekan ini dipicu oleh kekhawatiran prospek suku bunga. Tekanan suku bunga ditambah pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang masih bernada Hawkish.

"Kekhawatiran eskalasi perang Israel-Hamas juga terus menekan rupiah," jelas Lukman mengutip dari kontan.co.id, Jumat 20 Oktober 2023

Menurut Lukman, penguatan dolar AS diperkirakan masih berlanjut di pekan depan yang artinya berpotensi menekan rupiah. Investor menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang diperkirakan tumbuh kuat 4.1%.

Data inflasi PCE tahunan dan inflasi core PCE bulanan juga diperkirakan meningkat, masing-masing 0,3% dan 3,3% yang masih jauh dari target inflasi The Fed di bawah 2%. Lukman memperkirakan USD/IDR bakal bergerak dalam rentang harga Rp 15.700- Rp 16.000 per dolar AS selama pekan depan.

Josua turut melihat potensi koreksi lanjutan rupiah yang sejalan dengan perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi AS. Rupiah diperkirakan melemah hingga ke level Rp 15.850- Rp 15.950 per dolar AS di pekan depan.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar