Produksi Jet Tempur Pengebom Rusia Dipercepat Seruan Menhan Rusia

Sabtu, 07/10/2023 08:36 WIB
 Su-34 Rusia. (photo: Dmitry Terekhov via commons.wikimedia.org)

Su-34 Rusia. (photo: Dmitry Terekhov via commons.wikimedia.org)

law-justice.co - Sergei  Shoigu  , Menteri Pertahanan (Mehan) Rusia  telah mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah `menugaskan manajemen pabrik untuk mempercepat pekerjaan produksi dan perbaikan` jet tempur Su-34 karena senjata tersebut `banyak diminati`.

Sukhoi Su-34 (kode NATO: Fullback) adalah sebuah pesawat tempur pengebom/serang berkursi ganda mutakhir buatan Rusia, yang dikembangkan dari Su-27. Pesawat ini masuk dinas Angkatan Udara Rusia pada tahun 2014. Berdasarkan pesawat tempur superioritas udara Sukhoi Su-27, Su-34 memiliki kokpit lapis baja untuk dua tempat duduk awak yang berdampingan. Su-34 dirancang untuk penyebaran taktis terhadap target darat dan laut (pemboman taktis/serangan/interdiksi, termasuk terhadap target kecil dan bergerak) pada misi tunggal dan kelompok di siang dan malam hari, di bawah kondisi cuaca yang baik dan buruk, dan dalam lingkungan yang tidak bersahabat dengan serangan balasan dan peperangan elektronik (EW) yang dikerahkan, serta untuk pengintaian udara.

 

Menteri Pertahanan (Mehan) Rusia Sergei Shoigu menyerukan lebih banyak produksi jet tempur Su-34 yang memiliki kemampuan pengebom jarak menengah. Seruan ini dilontarkan Shoigu seiring pasukan Moskow terus melancarkan serangan di wilayah Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Jumat (6/10/2023), Kremlin mengumumkan peningkatan belanja besar-besaran untuk mengakomodasi kebutuhan militernya di wilayah Ukraina, saat invasi besar-besaran Rusia memasuki tahun kedua.

Seruan itu disampaikan Shoigu saat berkunjung ke pabrik manufaktur penerbangan di Novosibirsk, Siberia, yang berjarak 3.000 kilometer sebelah timur Moskow pada Jumat (6/10) waktu setempat.

"Pesawat-pesawat ini benar-benar bekerja keras. Pesawat ini bisa melakukan empat hingga lima penerbangan dalam sehari," kata Shoigu dalam kunjungan itu.

"Itulah mengapa kita perlu meningkatkan, mempercepat (produksinya)," cetusnya.

Kremlin yang dijatuhi rentetan sanksi negara-negara Barat yang besarnya belum pernah terjadi sebelumnya, kini beralih ke perekonomian masa perang.

Pemerintah Moskow telah meningkatkan belanja pertahanan hingga sebesar 68 persen untuk tahun 2024 mendatang, atau mencapai sekitar 6 persen Produk Domestik Bruto (PDB) -- lebih besar dari belanja yang dialokasikan untuk kebijakan sosial.

 

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin saat berbicara pada forum Klub Diskusi Valdai di Sochi mengatakan bahwa negaranya tidak memulai perang di Ukraina. Dia menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) sedang berusaha untuk memaksakan hegemoninya yang sedang runtuh di seluruh dunia.

 Putin mengatakan para pemimpin Barat telah kehilangan "kesadaran akan realitas" karena apa yang ia anggap sebagai "pemikiran kolonial" Washington. Dia pun mempertanyakan hak apa yang dimiliki AS untuk menguliahi negara-negara lain.

 "Kami tidak memulai apa yang disebut perang di Ukraina. Sebaliknya, kami berusaha menyelesaikannya," kata Putin dalam forum tersebut, seperti dikutip kantor berita Reuters.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar