Sebut Tak Kredibel, Jubir Anies Bongkar Aib Denny JA saat Pilkada DKI

Rabu, 04/10/2023 07:39 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menggelar pertemuan di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Hasil pertemuan ini disampaikan oleh Cak Imin. Dia menyebut pertemuan ini juga digunakan sebagai momen saling mengenal antara Anies dan jajaran PKB. Robinsar Nainggolan

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menggelar pertemuan di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Hasil pertemuan ini disampaikan oleh Cak Imin. Dia menyebut pertemuan ini juga digunakan sebagai momen saling mengenal antara Anies dan jajaran PKB. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Juru Bicara Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan, Geisz Chalifah buka suara untuk merespons hasil survei LSI Denny JA terkait elektabilitas Anies merosot usai memilih Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

Menurutnya, survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA tidak kredibel.

"Tidak, tidak (kredibel)," kata Geisz seperti melansir suara.com, Selasa (3/10/2023).

Pasalnya, Geisz mengaku beberapa bulan lalu pernah bertemu dengan Denny JA. Pada kesempatan itu, Denny JA mengatakan hanya Anies dan Ganjar yang bisa bertarung dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Yang bisa saling mengalahkan hanya Anies dan Ganjar," ucap Geisz menirukan perkataan Denny JA.

Namun, beberapa bulan kemudian mulai kejanggalan terjadi. Survei elektabilitas LSI Denny JA menggambarkan Prabowo berada di posisi tertinggi.

"Mungkin dia sudah dapat order baru. Tiba-tiba surveinya Prabowo tinggi sekali," kata Geisz.

Geisz lalu mengungkit aib Denny JA saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Kala itu, survei LSI Denny JA menempatkan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di posisi puncak.

"Pada saat putaran kedua, AHY tidak lolos," ujar Geisz.

Denny JA disebut berusaha menemui Anies karena prediksinya tentang Pilkada DKI keliru.

"Agar dia tidak mendapat bad record, karena sebagai konsultan politik, dia sudah gagal membantu AHY," jelas Geisz.

Geisz mengatakan Denny JA buru-buru langsung ingin mendukung Anies. Padahal di masa itu, Denny JA selalu memuat komentar negatif tentang Anies.

"Caranya berkali-kali menghubungi saya untuk bisa bertemu dengan Anies," ungkapnya.

Pada akhirnya, Denny JA berhasil menemui Anies berkat bantuan Geisz. Namun, jika nantinya hal serupa terjadi di Pilpres 2024. Geisz memastikan tak ada pintu untuk Denny JA.

"Saya akan katakan. no! Tidak untuk yang kali ini," sebut Geisz.

Hasil Survei LSI Denny JA

Sebelumnya, LSI Denny JA menyajikan elektabilitas khususnya bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan pada hasil survei terbarunya. Hasilnya, elektabilitas Anies malah merosot dari Agustus ke September 2023.

Dari hasil survei yang disajikan, terpampang elektabilitas ketiga bakal capres sejak Januari 2023. Pada bulan tersebut, elektabilitas Anies sebesar 22,1 persen.

Elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu kian merosot pada bulan-bulan berikutnya. Seperti pada Agustus 2023, di mana Anies hanya mampu mengumpulkan elektabilitas sebesar 19,7 persen.

Angka itu kian mengecil pada bulan berikutnya. Padahal di awal September, Anies menjadi bakal capres pertama yang mendeklarasikan cawapres pilihannya yakni Cak Imin.

"Pada Agustus (sebelum deklarasi AMIN) elektabilitas Anies sebesar 19,7 persen. Pasca deklarasi (survei September) elektabilitas Anies sebesar 14.5 persen. Elektabilitas Anies menurun 5,2 persen, setelah deklarasi Muhaimin sebagai bakal cawapresnya," demikian yang disampaikan melalui pers rilis LSI Denny JA dikutip Suara.com, Senin (2/10/2023).

LSI Denny JA kemudian merangkum penyebab dari menurunnya elektabilitas Anies meski sudah mendapatkan dukungan dari PKB dan berpasangan dengan Cak Imin.

Faktor pertama ialah kritikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pemimpin yang tidak bisa memegang janji. Meskipun sudah lengser, namun kritikan SBY sebagai mantan presiden dua periode masih diperhitungkan oleh masyarakat.

"Kritikan yang keras dari mantan presiden dua periode tentu bisa mempunyai efek pada persepsi yang berkembang di publik," ujarnya.

Faktor kedua yakni sosok Cak Imin yang ternyata kalah dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut hasil survei, popularitas atau pengenalan masyarakat terhadap AHY sebesar 65,9 persen. Sementara, popularitas Cak Imin sebesar 49 persen.

Survei LSI Denny JA kali ini dilaksanakan dari 4 hingga 12 September 2023. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan dalam pengambilan sampel.

Survei dilakukan dengan metodologi multistage random sampling. Responden diwawancarai dengan cara tatap muka.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar