Pasar Kripto Dirprediksi Tertekan, Ini Dia Penyebabnya

Rabu, 13/09/2023 18:24 WIB
Ilustrasi Stablecoin (Bitcoinist)

Ilustrasi Stablecoin (Bitcoinist)

Jakarta, law-justice.co - Meski menguat sejak awal tahun, pasar kripto diperkirakan masih akan tertekan. Berdasarkan data coinmarket, harga Bitcoin (BTC) sepekan terakhir hingga Rabu 13 September 2023 pada pukul 16.19 WIB menguat 0,90% ke US$ 25.943. Harga itu juga naik tipis atau 0,07% dari hari sebelumnya.

Sejak awal tahun (YTD) harga BTC juga tercatat juga telah naik 55,95%, meskipun harga saat ini masih jauh dari harga tertingginya di November US$ 69.000.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menuturkan data kenaikan harga Bitcoin secara YTD memang cukup positif. BTC mampu bergerak lebih dari 56% dari awal tahun di kisaran angka US$ 16.486 menuju di atas level US$ 31.000 pada bulan Juni lalu.

"Tapi saat ini BTC terus tertekan yang disebabkan oleh banyak faktor, baik dari sisi makroekonomi dan industrinya sendiri," ujarnya.

Apalagi volume perdagangan BTC sempat mencapai level terendah dalam hampir lima tahun pada bulan Agustus lalu. Menurutnya, investor terus menunggu alasan untuk kembali terjun ke pasar.

Dikutip dari Kontan, Fyqieh memaparkan, berdasarkan analisis data CryptoQuant dari bursa spot dan derivatif menunjukkan total volume BTC yang disimpan di semua bursa turun awal bulan ini ke level terendah sejak 2018 dan kesulitan untuk pulih. Menurut CryptoQuant, pada 12 Agustus, saat harga BTC turun transaksi perdagangan hanya 112.317 BTC, level terendah sejak 10 November 2018.

Ia pun menilai dalam jangka pendek sulit memprediksi kenaikan harga BTC kembali terjadi. Saat ini pelaku pasar telah menunjukkan tanda-tanda antisipasi terhadap sikap The Fed yang mengharuskan mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam konteks data ekonomi yang kuat.

Oleh karena itu, investor akan mencermati rilis data CPI bulan Agustus pada Rabu (13/9) malam nanti. Ini untuk menilai keputusan bank sentral mendatang pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan antara 19-20 September 2023.

Sebagai perbandingan, ekspektasi pasar yang lebih luas bahwa CPI untuk bulan Agustus meningkat sebesar 0,6%, sedangkan inflasi umum untuk bulan Agustus diperkirakan akan mencapai sekitar 3,6% YoY. "Bila inflasi mengalami kenaikan, bahkan jika di atas ekspektasi pasar maka pasar keuangan risk asset, salah satunya yakni kripto akan ditinggalkan oleh investor," paparnya.

Di sisi lain, pelaku pasar sedang mencerna kemungkinan FTX mendapatkan persetujuan dari pengadilan untuk menjual aset dari kepemilikan kripto senilai US$ 3,4 miliar. Dampak yang sangat signifikan terjadi pada Solana karena FTX memegang token tersebut senilai US$ 1,16 miliar.

Angka tersebut hampir 16% dari pasokan yang beredar. Hal ini yang membuat investor cenderung wait and see.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar