Inflasi AS Makin Tak Pasti, Bitcoin Jadi Naik Turun

Kamis, 18/05/2023 17:40 WIB
Ilustrasi Bitcoin (CNBC Indonesia)

Ilustrasi Bitcoin (CNBC Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Pekan lalu, harga bitcoin (BTC) sempat naik dari USD27.500 ke USD28.300 beberapa saat setelah pengumuman Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) pada 10 Mei 2023. BTC merespons positif penurunan inflasi AS sebesar 0,1 persen dari 5,0 persen pada Maret menjadi 4,9 persen di April 2023.

Namun, turunnya inflasi AS masih jauh dari target The Fed yang menargetkan penurunan hingga dua persen, sehingga bank sentral AS kemungkinan mempertahankan suku bunga jika inflasi tetap tinggi. Pernyataan The Fed ini kembali menyebabkan tekanan terhadap bitcoin selama akhir pekan lalu di kisaran USD25.850

Pada Selasa pagi, 16 Mei 2023, pukul 08.00 WIB, BTC bergerak di kisaran USD27.200 atau naik tipis 0,13 persen dalam 24 jam terakhir. Total market cap pasar aset kripto juga menguat sebesar 1,31 persen menjadi USD1.13 Triliun. Ajaib Kripto memperkirakan pergerakan harga bitcoin pekan ini berpotensi kembali menguji level resistance di USD27.800.

"Jika BTC mampu breakout maka BTC berpotensi lanjut menguat ke dynamic resistance MA20 di kisaran USD28.150. Sebaliknya jika gagal menembus resistance, BTC akan kembali turun ke USD26.600 di atas USD26.600," kata Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, dikutip dari risetnya, Kamis (18/5/2023)

Adapun sentimen positif pergerakan harga BTC pekan ini didorong oleh kemajuan pembicaraan plafon utang Amerika Serikat, di mana Parlemen AS diperkirakan dapat memecahkan kebuntuan saat ini dan mencapai kesepakatan untuk menaikkan anggaran Federal Reserve. Hal ini memicu optimisme di pasar bahwa Amerika Serikat tidak akan gagal membayar utangnya.

Mencetak lebih banyak uang
Terakhir kali pagu utang AS berada pada tingkat yang genting adalah pada 2011. Pada saat itu, AS memutuskan menaikkan plafon utang dan mencetak lebih banyak uang untuk menghindari default atau gagal bayar.


Minggu lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan default dapat terjadi paling cepat 1 Juni jika plafon utang tidak dinaikkan. Pernyataan tersebut telah menimbulkan banyak kekhawatiran di pasar pada pekan lalu.

Selain itu, dalam minggu ini, investor juga akan mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat waktu setempat untuk mencari petunjuk tentang potensi perubahan suku bunga selanjutnya. Saat ini, investor bisa menerapkan strategi dollar cost averaging untuk mengantisipasi volatilitas yang terjadi di pasar aset kripto di tengah guncangan ekonomi AS.

Dollar cost averaging adalah salah satu strategi investasi dengan metode sederhana yang memungkinkan investor berinvestasi secara rutin dalam periode tertentu. Strategi investasi ini akan memudahkan investor agar disiplin mengalokasikan dana investasi setiap periode tertentu secara rutin tanpa melihat pergerakan harga aset tersebut.

Sedangkan bagi trader aset kripto, diharapkan untuk disiplin menerapkan dan memanfaatkan fitur Take Profit dan Stop Loss di Ajaib Kripto guna mengamankan potensi keuntungan dan meminimalisir potensi kerugian saat trading pada instrumen aset kripto.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar