Sudah Dua Bulan Belum Juga Terungkap,

Orang Dekat Jokowi Diduga Terlibat Penyelundupan Bijih Nikel ke China

Kamis, 10/08/2023 07:04 WIB
Ilustrasi Industri Nikel di Indonesia (Kompas)

Ilustrasi Industri Nikel di Indonesia (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri menduga ada orang dekat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terseret dalam kasus penyelundupan bijih nikel ke China.

Pasalnya, hampir dua bulan, KPK temukan penyelundupan bijih nikel ke China sebanyak 5,3 juta ton sepanjang Januari 2020 hingga Juni 2022, tidak jelas nasibnya.

Alhasil, negara merugi Rp14,5 triliun. Bisa jadi benar dugaan banyak kalangan, kasus ini melibatkan tokoh penting.

Masih kata Faisal, peluang terjadinya penyelundupan bijih nikel (ore), pernah disampaikan ke Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut B Pandjiatan.

Namun dijawab Deputi bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hari Seto. Sayangnya, jawabannya justru aneh.

“Dikatakan itu sebagai masa transisi. Lho, transisi kok (penyelundupan) 3,3 juta ton,” kata Faisal dalam Kajian Tengah Tahun 2023 Indef, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Faisal meyakini, Menko Luhut cukup mengetahui masalah ini. termasuk adanya menteri yang diduga terseret penyelundupan 5,3 juta ton bijih nikel ke China.

“Sebetulnya semua sudah tahu (penyelundupan bijih nikel). Bahkan, Pak Luhut sudah melaporkan aktor penyelundupnya ke KPK, diantaranya menteri juga dan kerabat dekat presiden,” tambahnya.

Pandangan senada disampaikan pengamat ekonomi energi UGM, Fahmy Radhi bahwa penyelundupan 5,3 juta ton bijih nikel, tidak mungkin dilakukan orang per orang. Tentunya mafia tambang yang bermain.

Beranggotakan pengusaha atau eksportir, pejabat negara pembuat kebijakan yang dibekingi aparat penegak hukum.

“Bisa saja dugaan itu benar. Karena itu, Presiden Jokowi harus perintahkan secara terbuka, perang terhadap mafia tambang. Selama itu tidak dilakukan maka publik bisa berspekulasi macam-macam, termasuk dugaan keterlibatan orang dekat presiden,” kata Fahmy.

Fahmy mengaku heran dengan sikap Jokowi yang berhasil memberangus mafia migas dengan membubarkan Petral pada 2015. Kala itu, Fahmy adalah anggota Tim Anti Mafia Migas yang dipimpin Faisal Basri.

“Saat itu, kira rekomendasikan pembubaran Petral sebagai sarang mafia migas. Dan, Jokowi langsung perintahkan itu. Tak lama, Pertamina bubarkan Petral. Saat ini, tinggal bagaimana komitmen Jokowi untuk berantas mafia tambang yang merongrong hilirisasi mineral yang dicanangkannya (Jokowi),” terang Fahmy.

Mengingatkan saja, kasus penyelundupan 5,3 juta ton bijih nikel ini, ditiupkan pertama kali oleh Kasatgas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK, Dian Patria.

Dia menyampaikan, temuan bijih nikel ilegal asal Indonesia masuk ke pasar China, berasal dari kajian data Bea Cukai China.

“(Dugaan penyelundupan bijih nikel) Januari 2020 sampai Juni 2022. Sumber website Bea Cukai China,” kata Dian di Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Ada dugaan kuat, ekspor bijih nikel haram ke china itu, berasal dari wilayah timur Indonesia. “Di web China tidak ditemukan (asal ekspor daerah di Indonesia). Mestinya berasal dari lumbung ore nikel Sulawesi dan Malut,” ungkap Dian.

Terkait orang dekat Jokowi, ada nama Windu Aji Sutanto, pengusaha tambang asal Brebes, Jawa Tengah yang dikenal sebagai relawan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.

Kejagung menetapkan Windu sebagai tersangka dugaan korupsi tambang nikel Antam di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara.

Atas perbuatan ini, keuangan negara harus tekor hingga Rp5,7 triliun. Selain kasus korupsi, Windu melalui PT Lawu Agung Mining (LAM) diduga mengekspor bijih nikel ilegal ke China.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar