Soal Pilpres 2024,

Anies: Ditantang Lari Saya Kalah, Tapi Adu Rekam Jejak Saya Siap! (2)

Minggu, 21/05/2023 06:07 WIB
Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan saat menyampaikan pidato politiknya di acara relawan di Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/5/2023). Foto: Kompas.com

Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan saat menyampaikan pidato politiknya di acara relawan di Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/5/2023). Foto: Kompas.com

Jakarta, law-justice.co - Anies Sebut SBY Lebih Banyak Bangun Jalan Gratis Dibanding Pemerintah Sekarang

Selain itu, Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalan nasional tidak berbayar di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dua kali lebih panjang dibandingkan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu dia sampaikan saat pidato dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Awalnya, Anies menyebut era Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang, yaitu 1.569 kilometer dari total jalan tol saat ini 2.499 kilometer.

"Pemerintah kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang di periode sebelumnya, 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di masa sekarang, sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km, itu adalah jalan berbayar," ucap Anies.

Namun, kata Anies, bagaimana dengan jalan tak berbayar yang bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa ada biaya tambahan lainnya.

Era Jokowi hanya berhasil membangun jalan kurang lebih sepanjang 19.000 kilometer.

"Saya bandingkan dengan pemerintahan yang lalu, di jaman pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 atau 7,5 kali lipat,"

Anies kemudian mengerucutkan perbandingan jalan yang dibangun oleh pemerintah pusat, yaitu jalan nasional.

Selama Jokowi memimpin negeri, hanya sekitar 500 kilometer jalan nasional yang terbangun, sedangkan era SBY bisa 20 kali lipat dari pencapaian Jokowi saat ini.

"Jika dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional membangun sepanjang 500 kilometer, di era 10 tahun sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat," ucap Anies.

"Kita belum bicara mutu, standar dan lain-lain, kita bicara panjang," sambung dia.

Anies mengatakan, kedua infrastruktur baik jalan gratis maupun jalan tol sama-sama dibutuhkan.

Namun, kata Anies, yang perlu diperhatikan adalah keberpihakan dalam menentukan prioritas kebijakan untuk seluruh kelas masyarakat.

"Ketika bicara infrastruktur ekonomi memberikan kesetaraan kesempatan kepada semuanya. Kita perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif, infrastruktur yang membangun keseharian," pungkas dia.

Soroti Negara dengan Institusi Ekonomi Memeras, Anies: Harus Dihindari

Dalam pidatonya, Anies Baswedan juga menyoroti negara yang memiliki institusi ekonomi bersifat ekstraktif atau memeras.Ia menegaskan situasi itu harus dihindari.

Anies mengatakan ciri-ciri negara dengan institusi ekstraktif ini cenderung membatasi akses. Menurutnya, negara seperti ini hanya memberi akses kepada sebagian kalangan.

"Kepada yang berada di lingkar kekuasaan saja, sementara yang tidak, yang jauh, tidak mendapatkannya. Ini harus dihindari, harus transparansi," ujar Anies saat menyampaikan pidato politik pada acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5).

Dia mengatakan negara dengan institusi ekonomi bersifat inklusif justru sebaliknya. Negara seperti ini bakal memberikan kesempatan terbuka yang lebar kepada semua kalangan.

"Dan langkah-langkah yang kita lakukan untuk hadirkan ini, untuk memastikan bahwa yang kecil bisa menjadi besar tanpa mengecilkan yang besar," ucap Anies.

"Semangatnya sudah disampaikan, membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Bukan hanya ekstraktif, tapi harus memastikan semua dapat kesempatan yang sama. Negara dengan institusi yang ekstraktif cenderung abai, sebaliknya inklusif cenderung melayani."

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar