Soal Dugaan Anak Bisnis di Lapas, DPR Kritik Keras Menkumham Yasonna

Jum'at, 05/05/2023 10:34 WIB
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (Sumber: IG @yasonna.laoly)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (Sumber: IG @yasonna.laoly)

Jakarta, law-justice.co - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Santoso meminta Yasonna Laoly perlu mundur dari jabatan Menkumham jika anaknya terbukti berbisnis di lembaga pemasyarakatan (lapas).

Menurut Santoso, memang tidak ada larangan bagi anak menteri berbisnis di tempat orang tuanya bertugas. Hanya saja, hal itu berkaitan dengan etika.

"Jika terbukti benar apa yang di publik ramaikan ini bahwa anaknya Menkumham berbisnis di lingkungan Kemenkumham, maka tidak ada cara lain selain Menkumham mundur," kata Santoso saat dihubungi, Kamis (4/5).

Santoso menyatakan praktik bisnis anak seorang menteri termasuk praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dia mengatakan praktik semacam itu marak di era Orde Baru.

Santoso berharap Presiden melakukan bersih-bersih di lingkaran kabinetnya.

"Apakah presiden Jokowi berani melawan arus parpol koalisi pendukungnya kita tunggu saja," kata dia.

Terpisah, anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra, Habiburokhman mengingatkan agar publik tak mudah percaya terhadap pihak yang menyebarkan isu tanpa mengungkap identitas.

Dia menyinggung akun Twitter @partaisocmed yang mengulas dugaan praktik bisnis anak Menkumham Yasonna Laoly di lapas.

"Kalau memang benar pemilik akun partaisocmed punya bukti, baiknya dia datang langsung dan buat laporan ke penegak hukum," kata Habib Kamis (4/5).

Dugaan praktik bisnis anak Yasonna Laoly juga disebut oleh mantan narapidana narkotika, Tio Pakusadewo di YouTube Uya Kuya. Tio menyebut bisnis yang dijalani seorang anak menteri yakni dengan melalui sebuah yayasan.

Yayasan itu konon memfasilitasi para narapidana lewat sebuah program. Tujuannya, agar ketika para napi itu keluar dari penjara, mereka bisa mendapatkan kesempatan kedua yang lebih baik.

Tio mengatakan yayasan tersebut juga diduga memonopoli bisnis air hingga kantin di dalam lapas. Para narapidana di dalam lapas, mau tidak mau membeli air untuk minum hingga makanan di kantin karena yang disediakan oleh lapas tidak bagus kualitasnya.

"Maksudnya, karena enggak enak otomatis harus ke kantin?" tanya Uya Kuya kepada Tio Pakusadewo.

"Iya, kantin milik mereka. Semua dikelola sama merekalah," jawab Tio.

Sejauh ini, Menkumham Yasonna Laoly membantah isu tersebut. Dia menyebutnya sebagai kebohongan besar.

Yasonna mengatakan putranya hanya bekerja sama dengan sejumlah lapas untuk memberikan pelatihan.

"Ah, bohong besar itu. Enggak ada. Jadi Jeera itu yayasan yang membina napi, barista, (perajin) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu," kata Yasonna di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/5).

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar