Tewaskan 1 Warganya, China Kecam Bentrokan di Smelter Nikel PT GNI

Selasa, 17/01/2023 20:00 WIB
Tiga Orang Tewas dalam Bentrok di PT GNI Sulteng (Istimewa).

Tiga Orang Tewas dalam Bentrok di PT GNI Sulteng (Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Kedutaan Besar China di Jakarta mengecam bentrokan antar-pekerja di smelter PT. Gunbuster Nickel Industri, Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bentrokan di PT GNI pada akhir pekan lalu menewaskan warga negara China dan Indonesia.

Melalui pernyataan pers pada Selasa, 17 Januari 2023, Kedutaan Besar China "mengecam insiden penyerbuan area smelter PT GNI dengan kekerasan, yang menyebabkan korban karyawan Tiongkok dan Indonesia beserta kerugian fasilitas di smelter PT GNI tersebut."

"Setelah insiden tersebut terjadi, Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok menaruh perhatian besar, telah mencari serta memverifikasi informasi yang terkait sesegera mungkin," tulis kedutaan dalam keterangannya, Selasa (17/1/2023)

Kedutaan Besar China menyatakan akan berkomitmen untuk menjaga hak dan kepentingan sah warga negara dan perusahaan Tiongkok di Indonesia. Pihaknya juga akan terus berkomunikasi secara intens dengan kementerian terkait di Indonesia.

Pihak kepolisian setempat menyebut, bentrokan yang menewaskan seorang pekerja Indonesia dan seorang pekerja China di pabrik PT PT GNI melibatkan pengunjuk rasa, pekerja dan penjaga keamanan. Adapun PT GNI milik Industri Nikel Jiangsu Delong China.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyebut 17 orang diduga melakukan perusakan di antara 71 orang yang ditahan atas insiden tersebut. Lebih dari 500 anggota pasukan keamanan telah dikerahkan untuk mengamankan daerah tersebut, dengan lebih banyak bala bantuan datang.

"Smelter akan kembali beroperasi besok pagi. Saya minta masyarakat dan karyawan tidak mudah terprovokasi," ujarnya dalam jumpa pers, Senin.

Beberapa kendaraan perusahaan dibakar dan sekitar 100 kamar asrama dirusak, kata Didik. Listyo mengatakan, ada sekitar 11.000 pekerja Indonesia di pabrik GNI dan 1.300 pekerja asing. GNI meluncurkan smelter tersebut pada akhir 2021 dengan kapasitas tahunan sebesar 1,8 juta ton dan perkiraan total investasi sebesar US$2,7 miliar.

Pengunjuk rasa Minggu Bulu, anggota kelompok buruh dan mantan karyawan GNI, mengatakan telah terjadi penyimpangan keselamatan yang fatal di fasilitas tersebut dalam satu tahun terakhir, termasuk sepeda motor yang menabrak alat berat dan ledakan di pabrik peleburan.

“Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sangat buruk, sehingga kami meminta perusahaan untuk menerapkannya sesuai dengan undang-undang,” kata Minggu seperti dikutip Reuters. Dia menambahkan para pekerja juga tidak memiliki perlengkapan keselamatan yang memadai.

GNI belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut dan polisi tidak dapat memastikan apakah telah terjadi kecelakaan mematikan. GNI dalam sebuah pernyataan mengatakan sedang melakukan "penyelidikan mendalam dan menyeluruh" dengan polisi.

Protes dengan kekerasan pecah secara sporadis di wilayah kaya mineral di Sulawesi, yang baru-baru ini menyaksikan ledakan investasi nikel yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.

Sebuah tim pemerintah akan dikirim ke lokasi pada Selasa ini. Sementara Menko Marinves Luhut Pandjaitan akan memanggil manajemen GNI minggu depan, kata wakilnya Septian Hario Seto.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar